Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sukses merancang Indonesian Scientific Journal Database (ISRA), sebuah radar pertama di Indonesia yang menggunakan prototipe I.
Para peneliti LIPI telah melakukan penelitian dan pengembangan radar ISRA selama tiga tahun lamanya. Ada 20 orang tim peneliti untuk meneliti dan melakukan pengembangan ISRA tersebut.
Sebelum melakukan penelitian, para peneliti diberikan pendidikan dasar oleh Pemerintah Belanda seperti dikutip dari laman LIPI.
Radar ISRA menggunakan teknologi terbaru di bidang radar bernama FM-CW (frequency-modulated continiuos wave) sehingga ukurannya kecil dan konsumsi dayanya sangat kecil.
Sedangkan, sistem ISRA menggunakan komponen yang tersedia secara komersial. Frekuensi kerja ISRA sendiri menggunakan pita X-Band (9,4 GHz), dua antenna pemancar dan mempunyai daya pancar maksimum 2 watt dengan kekuatan antenna 30 dB.
Radar ISRA termasuk kategori "quiet radar" atau (LPI= Low Probability of Intercept) yang tidak mengganggu radar lain di sekitarnya.
Selain itu, keunggulan lain yang dimiliki adalah tidak terdeteksinya radar scanner oleh pihak militer dan memiliki sistem target tracking sesuai ARPA (Automatic Radar Plotting Aids) yang ditetapkan oleh IMO (Internal Maritime Organization) serta terintegrasi dalam jaringan radar untuk memperluas daerah.
Tidak hanya itu, radar ini bisa mendeteksi keberadaan kapal yang datang mendekat. Kapal yang mendekat akan terlihat di dalam monitor selama itu masih dalam jangkauan radar dengan jarak 64 km.