Find Us On Social Media :

Dampak Bahaya Jika Ubah Video YouTube ke MP3 dengan Situs Konverter

By Adam Rizal, Senin, 1 Juli 2019 | 15:00 WIB

Perhatikan ini! Sebelum Ubah Video YouTube ke MP3 dengan Situs Konverter

Banyak pengguna yang ingin memiliki lagu berformat MP3 dengan cara mengubah video YouTube ke MP3 dengan situs konverter.

Padahal, cara itu sangat berbahaya karena banyak ransomware yang tersembunyi di situs konverter.

Para hacker menyebut praktik itu adalah malvertising yaitu cara hacker dan penipu untuk menjangkau lebih banyak audiens, terutama pengunjung dari layanan dan domain yang asli.

Saat ini banyak malvertising bersembunyi di situs konverter video YouTube ke MP3. Modusnya, para hacker mengirimkan kode atau tautan berbahaya ke dalam iklan yang ada di situs konversi.

Peneliti Malwarebytes Jérôme Segura mengungkapkan malware itu telah menyebar lewat server yang di situs onlinevideoconverter.com.

Jika pengguna klik tautan itu, maka mereka bisa diarahkan ke situs palsu atau mendapatkan payload berbahaya yang mengandung exploit kit seperti dikutip ZDNet.

Jika kalian mencari kata kunci "youtube mp3" di Google, situs ini akan berada di hasil pencarian paling atas.

Situs untuk mengunduh video YouTube ke MP3 ini memang populer, dengan lebih dari 200 juta pengguna setiap bulannya.

Malware itu dibawa oleh objek Flash dan dijalankan lewat PowerShell. Jika sukses dijalankan, exploit kit itu akan mengeluarkan ransomware Seon yang pertama kali ditemukan pada akhir tahun 2018.

Kemudian, ransomware itu akan mengenkripsi semua file yang ada di sistem dan meminta tebusan dalam bentuk bitcoin, serta menghapus salinan Shadow Volume yang ada di disk untuk mencegah pemulihan data.

Tidak berhenti di situ, ketika korban sedang memikirkan akan membayar tebusan tersebut atau tidak, payload berbahaya ini juga akan menginfeksi komputer dengan memasang penambang cryptocurrency dan pencuri data yang bernama Pony.

Persebaran exploit kit ini masih terbatas di Korea Selatan. Namun, Malwarebytes mengatakan aktivitas terakhir mereka telah terdeteksi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.