PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) resmi meluncurkan platform pembayaran pemerintah LinkAja setelah sempat beberapa hari tertunda. Sekadar mengingatkan, LinkAja adalah layanan keuangan berbasis digital dari perusahaan BUMN Indonesia, seperti Telkomsel, Bank Mandiri, dan Bank BRI.
Danu Wicaksana (CEO Finarya), menyebut Finarya memiliki beberapa strategi untuk bersaing di segmen e-money yang sangat kompetitif ini.
Pertama, saat ini LinkAja bisa digunakan di segmen ritel. LinkAja dapat digunakan untuk transaksi kebutuhan sehari-hari hingga transaksi di merchant-nya. "Segmen FnB (food and beverage) seperti itu sebenarnya porsinya sedikit sekali di kami, cuma sekitar 15 persen. Yang besar justru dari payment point online bank (PPOB) untuk pembelian pulsa, data, token listrik, hingga bahan bakar," katanya di sela peluncuran LinkAja.
Strategi kedua, Finarya yang akan menyasar segmen transportasi baik publik maupun pribadi. Saat ini platform LinkAja bisa digunaan untuk membayar tiker kereta api (commuter line), Light Rapid Transport (LRT), dan Mass Rapid Transport sehingga pengguna bisa mudah mengganti mode transportasi publik tanpa mengubah alat pembayarannya.
"Kami bekerjasama denan Jasa Marga untuk transaksi di tol. Kami nanti akan memproduksi stiker QR Code yang bisa ditempel di mobil pengguna, nanti di gerbang tol, Jasa Marga akan memasan mesin untuk memindai stiker tersebut. Sehingga pengguna tak perlu berhenti di gerbang tol untuk melakukan pembayaran, bisa langsung melaju, tapi pastikan saldonya cukup," kata Danu.
Strategi ketiga, LinkAja juga akan masuk ke bisnis remitansi karena jumlah pekerja migran Indonesia berjumlah banyak belum dapat terlayani seara optimum oleh jasa pengiriman uang.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rohan Hafas menjelaskan bisnis remitansi LinkAja akan bekerjasama dengan anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
"Jadi nanti pekerja migran di luar negeri pakai aplikasi LinkAJa yang daftar dengan kartu selular Indonesia bisa memanfaatkan fitur ini. Ia tinggal pakai fitur remitansi di LinkAJa, kemudian penerima uang di Indonesia bisa langsung mengambil uang kirimannya di ATM bank-bank Himbara. Bagi bank tentu ini akan menambah pendapatan komisi kami,” katanya.
Selain bisnis remitansi, LinkAja kelak juga akan bisa digunakan bertransaksi di luar negeri. Sementara transaksi baru bisa dilakukan di Singapura, targetnya kelak transaksi juga bisa dilakukan di Malaysia, Taiwan, dan Hong kong.
“Untuk di Singapura kami sudah bekerjasama dengan Singtel yang punya banyak merchant di sana. Jadi pengguna LinkAja bisa bertransaksi di Singapura tinggal snap QR Code berlogo VIA yang merupakan platform cross border payment,” jelas Danu.
Yang tak kalah penting, LinkAja tidak cuma menyasar pengguna di kota besar seperti pesaing utamanya. LinkAja akan memperkenalkan layanannya di pelosok desa, sekaligus sebagai upaya meningkatkan inklusi keuangan.
Dengan beragam strategi tersebut, Danu optimistis pengguna LinkAja akhir tahun ini bisa mencapai 44 juta pengguna. Danu juga mengklaim, LinkAja telah mencapai 22 juta denganrata-rata nilai transaksi lebih dari Rp1 miliar per hari.