Find Us On Social Media :

Pendapatan Iklan Podcast Diprediksi Tembus Rp14 Triliun Tahun ini

By Adam Rizal, Senin, 8 Juli 2019 | 10:00 WIB

Gandeng Spotify, Obama Geluti Bisnis dan Produksi Podcast

Podcast alias siaran audio digital lewat internet belakangan kembali naik daun, termasuk di Indonesia. Seiring dengan popularitas yang meningkat, begitu pula dengan belanja iklan di industri ini.

Jaringan penyedia layanan profesional PricewaterhouseCoopers (PwC) di dalam laporan Global Entertainment and Media Outlook 2019-2023 memperkirakan bahwa tahun ini pendapatan iklan podcast secara global akan menembus angka 1 miliar dollar AS (Rp 14 triliun).

Pendapatan iklan podcast diproyeksikan akan tumbuh 23,1 persen menjadi 1,4 miliar dollar AS dari 2019 hingga 2023, atau sekitar dua kali dari angka sekarang sebesar 0,7 miliar dollar AS.

Lebih lanjut, disebutkan pula bahwa pendapatan iklan podcast akan melebihi revenue dari sirkulasi koran digital pada 2022.

Secara umum pendapatan iklan dari format audio, yakni musik dan radio di samping podcast, terus menunjukkan tren bertumbuh.

Menurut PwC, kenaikan popularitas format media audio belakangan ini turut ditunjang oleh sejumlah faktor, termasuk penjualan perangkat speaker pintar, tumbuhnya kepercayaan pengiklan terhadap pemirsa podcast, berikut akuisisi dan investasi oleh para pemainnya seperti Spotify.

Dibandingkan dengan radio, podcast menawarkan durasi iklan yang lebih sedikit, yakni rata-rata 2 menit iklan per jam, sementara radio rata-rata menayangkan 10 menit ikan perjam.

Meski demikian, pengiklan agaknya bersedia membayar lebih untuk podcast karena pemirsanya menunjukkan engagement lebih tinggi, sebagaimana dirangkum What's New in Publishing.

Sebuah analisis podcast dari Apple, misalnya, mengatakan bahwa pemirsa podcast bisa mendengarkan 90 persen dari keseluruhan sebuah episode, berapapun durasi dan apapun genre dari podcast yang bersangkutan.

Dari jenis iklan podcast, sebagian besar (51,2 persen) sejauh ini merupakan jenis “baked in” yang sudah tergabung di dalam file audio.

Namun, semakin lama semakin banyak yang memakai iklan “programmatic ad” yang diselipkan secara dinamis.