Find Us On Social Media :

Amunisi AI dan Machine Learning Baru Pada Platform Low-Code OutSystems

By Liana Threestayanti, Senin, 15 Juli 2019 | 17:00 WIB

OutSystems menghadirkan fitur baru AI dan machine learning yang memungkinkan organisasi mengautomasi pengembangan dan meningkatkan pengalaman pelanggan.

 

OutSystems mengumumkan ketersediaan fitur baru Artificial Intelligence dan machine-learning di platform low-code OutSystems yang akan memungkinkan organisasi lakukan automasi dan meningkatkan pengalaman pelanggan.

Gartner memperkirakan bahwa pada tahun 2020, 85% hubungan pelanggan dengan perusahaan akan dapat dikelola tanpa interaksi antarmanusia. Di seluruh Asia Pasifik, organisasi mengharapkan integrasi yang lebih besar antara AI dan pengalaman pelanggan (customer experience/CX), dengan memanfaatkan kemampuan AI dalam meningkatkan titik sentuh (touch point) dengan pelanggan melalui data.

Kemampuan AI baru pada platform low-code Outsystems memungkinkan perusahaan dan organisasi menciptakan pengalaman-pengalaman cerdas dan melakukan otomatisasi dengan chatbot dan text & speech analysis, misalnya  mengautomasi pengembangan portal layanan mandiri dan merespons permintaan melalui teks maupun suara.

Dengan kemampuan AI baru dari OutSystems, pengembang sekarang dapat membangun saluran keterlibatan baru dalam aplikasi, menghubungkan pelanggan dan pengguna dengan bantuan dan informasi yang mereka butuhkan di mana saja dan kapan saja. Organisasi dapat membuat dan mengaktifkan fungsionalitas berbasis suara untuk asisten virtual, seperti Google, Siri, dan Alexa serta chatbots yang mendukung Facebook Messenger, Cortana, Skype, dan sebagainya. Dan yang menarik, tidak diperlukan pengalaman di bidang data science atau keahlian in-house khusus untuk membuatnya.

“Komponen-komponen baru dan tingkat tinggi ini mengemas semua yang dibutuhkan organisasi untuk menerapkan studi kasus yang menyeluruh secara end-to-end. Dengan demikian, lebih banyak perusahaan dapat dengan mudah mengadopsi AI dan pembelajaran mesin untuk memberikan dampak positif bagi bisnis mereka,” ucap António Alegria, Head of AI, OutSystems.

Low-code dan AI boleh disebut sebagai pasangan atau kombinasi yang serasi untuk menaklukkan satu tantangan besar yang dihadapi organisasi dalam mengembangkan AI, yaitu kurangnya keterampilan.

Menurut State of Development Report tahun 2019, hanya 36% organisasi di Asia Pasifik yang memiliki tim pengembangan aplikasi yang lebih besar daripada setahun yang lalu. Sementara orang yang ahli di bidang AI dan machine learning termasuk paling langka di wilayah ini.

“Peluncuran fitur AI baru OutSystems adalah bukti potensi AI dalam merevolusi pengembangan perangkat lunak, dengan studi kasus pengembangan dari penggunaan di arsitektur atau pembangunan aplikasi,  pengalaman pengguna dan pengembangan preskriptif di luar pengujian dan debugging (pengujian dan perbaikan kesalahan kode). Langkah ini seiring dengan komitmen kami yang semakin kuat untuk mendukung berbagai industri di wilayah Asia Pasifik, di mana pengalaman pengguna yang mulus, responsif, dan penyampaian nilai tambah yang dipercepat menjadi sangat penting bagi keberhasilan bisnis,” jelas Mark Weaser, Vice President, OutSystems APAC.

Tahun lalu, OutSystems meluncurkan outsystems.ai, sebuah lab penelitian yang didedikasikan untuk pengembangan AI dan machine learning, dan bagaimana keduanya dapat meningkatkan kemampuan software.

Sementara itu, Early Access Program (EAP) yang juga diluncurkan tahun lalu oleh Outsystems untuk pengembangan perangkat lunak berbasis AI di Asia Pasifik juga memperoleh respons yang baik. Ini menunjukkan peningkatan jumlah organisasi di Asia Pasifik yang memanfaatkan kemampuan pengembangan perangkat lunak yang didorong AI untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan menghasilkan perangkat lunak yang lebih efisien.