Find Us On Social Media :

Alasan Orang Indonesia Suka Tukar Tambah Ponsel Pintar Secara Online

By Adam Rizal, Jumat, 19 Juli 2019 | 16:00 WIB

Founder penyedia layanan tukar tambah ponsel Laku6, Alvin Yap mengatakan tren tukar tambah ponsel meningkat hingga dua kali lipat setiap tahun.

"Sejak bisnis kami berdiri 2015, kami melihat orang-orang melakukan tukar tambah dari 2016 terus meningkat ratusan persen, dua kali lipat," kata Alvin dalam temu media "Peluncuran fitur Tukar Tambah Tokopedia" di Jakarta.

Alvin mengatakan banyak pengguna yang memanfaatkan platform Laku6 untuk menganalisa harga. Laku6 menjalin kerjasama dengan Tokopedia menghadirkan fitur tukar-tambah yang bisa diakses melalui situs maupun aplikasi Tokopedia.

Head of Category Browse and Content Tokopedia Cynthia Limin mengatakan tren penjualan ponsel di Indonesia meningkat 38 juta unit pada 2018.

"Tren ini membuat suatu kebiasaan baru yang membuat mereka selalu ingin memperbarui gadget mereka. Kami melihat adanya peluang untuk membantu masyarakat Indonesia membuat proses tukar tambah semakin mudah," kata Cynthia.

Sejak diluncurkan pada April, Cynthia mengatakan fitur tukar tambah Tokopedia telah mengundang jutaan views.

"Pertumbuhan transaksi tukar tambah sudah lebih dari 250 persen tiap bulannya sejak diluncurkan," ujarnya.

Baca Juga: Permudah ke Eropa, Traveloka Perkenalkan Asuransi Visa Schengen

Sementara itu, sebagai pelaku bisnis retail, VP Digital Marketing Erajaya Swasembada Eric Lee mengatakan layanan tukar tambah banyak diminati customer Erajaya.

Tukar tambah online, menurut Eric, memiliki potensi yang sangat besar karena kemudahan yang ditawarkan kepada customer, yakni mampu memangkas proses tukar tambah yang umumnya dilakukan di toko, selain harga yang juga lebih transparan.

Lebih dari itu, tukar tambah online punya potensi besar terlihat dari perilaku masyarakat terhadap pembelian barang secara online saat ini yang telah semakin meningkat.

"Mungkin beberapa tahun yang lalu kita masih melihat ini dua cara yang berbeda antara online dan offline, tapi sekarang attitude-nya sama," ujar Lee.

"Tukar tambah ini potensi luar biasa, karena saat ini masih didominasi pemain tradisional tapi ke depannya akan menjadi digital. Tantangannya adalah edukasi tapi bersama-sama lebih cepat bisa dilakukan," ujarnya.

Baca Juga: Masih Besarnya Friksi yang Dialami Konsumen Ketika Berbelanja Online