Akhirnya, cloud computing atau komputasi awan Azure milik Microsoft menunjukkan hasilnya.
Melalui laporan keuangan kuartal keempat tahun fiskal terakhir (1 Januari sampai 31 Maret 2019), Microsoft menyatakan bahwa layanan komputasi awan Azure mencatat pendapatan signifikan.
Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, cloud computing Microsoft, Azure, mencatatkan pendapatan lebih tinggi dari layanan Windows dan Office.
Azure mencatatkan pertumbuhan 64 persen dari kuartal keempat tahun lalu. Sebanyak 64 Persen sumbangan Azure tersebut mampu meningkatkan performa bidang Intelligence Cloud sebesar 19 persen atau sekitar US$11,4 miliar untuk Microsoft.
Jumlah ini bahkan lebih tinggi dari bidang Productivity and Business Processes yaitu Microsoft Office, dan Personal Computing, yaitu Windows.
Namun, cloud computing Microsoft tak hanya Azure, termasuk di dalamnya Windows Server, Visual Studio, sampai System Center.
Meski demikian, angka pertumbuhan Azure selama tahun fiskal 2019 terus menurun, dari 76 persen (Q1), 76 persen (Q2), dan 73 persen (Q3).
Meski alami penurunan, tetapi Azure memberikan sumbangan terbesar untuk Microsoft pada kuartal keempat ini.
Dengan pertumbuhan itu, Microsoft makin mendekatkan diri ke penyedia layanan cloud terbesar saat ini, Amazon.
Sampai kini, Amazon masih memegang kuasa atas 35 persen pemakaian layanan cloud computing dunia.