Media sosial Facebook belakangan ini diramaikan dengan tantangan AgeChallenge yang menggunakan aplikasi FaceApp.
Walhasil FaceApp menjadi booming di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam waktu singkat linimasa media sosial dipenuhi dengan foto-foto orang dengan perubahan wajahnya yang sekarang dan versi tuanya.
Namun demikian, di balik sensasi aplikasi FaceApp yang mendunia, para scammer pun tergoda mengambil keuntungan dalam waktu singkat.
Peneliti ESET membongkar sebuah skema penipuan yang membonceng popularitas FaceApp menggunakan versi “Pro” sebagai umpan untuk memancing pengguna. Sayangnya banyak media lokal menggunakan kata FaceApp Pro sebagai rujukan padahal aplikasi tersebut merupakan versi palsunya.
Dalam hal ini penjahat siber akan mencoba berbagai cara untuk mengeksploitasi semaksimal mungkin hype FaceApp, salah satunya dengan menyebarkan berita tentang versi fiktif berbahaya ini.
Pencarian Google yang menggunakan kata kunci “FaceApp Pro” mendapatkan hasil lebih dari 69 juta artikel. Bahkan sebuah situs berita nasional di Indonesia menggunakan nama “FaceApp Pro” sebagai nama perangkat lunak, walau secara contoh menggunakan screenshot yang benar. Lebih dari 10 ribu orang Indonesia pun berhasil dijebak oleh aplikasi palsu ini.
Yudhi Kukuh, IT Security Consultant PT Prosperita - ESET Indonesia, menanggapi isu santer FaceApp. Yudhi menuturkan, dunia maya memiliki dua sisi yang berlawanan, bahkan sesuatu yang menyenangkan ternyata juga bisa membahayakan.
"Berdasarkan pengalaman, hyper pasti menarik scammers, dan semakin besar sensasinya, maka semakin tinggi risiko korban penipuan jatuh. Karena itu pastikan setiap kali bergabung dalam suatu hype, pengguna harus ingat untuk tetap pada prinsip-prinsip dasar keamanan seperti selalu mengunduh apps di tempat resmi yang telah disediakan,” sebut Yudhi.
ESET sudah mendeteksi aplikasi ini sebagai Android.FakeApp.179, tetapi demikian vendor sekuriti asal Slowakia ini menjamin pengguna Android yang dilindungi ESET sudah diamankan dengan baik.