Find Us On Social Media :

Alasan Pemerintah Dorong Industri Adopsi Blockchain di Indonesia

By Adam Rizal, Jumat, 2 Agustus 2019 | 17:00 WIB

Pemerintah Dorong Industri Gunakan Teknologi Blockchain di Indonesia

Pemerintah memiliki mimpi untuk membawa Indonesia unggul di era industri 4.0 dan berdampak kepada keuntungan ekonomi di Indonesia.

Salah satunya melalui implementasi teknologi blockchain dan dukungan data analisis di Indonesia.

Bambang (Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro) mengatakan industri harus mengimplementasi teknologi blockchain untuk mengoptimalkan pasar, transformasi industri dan integrasi data.

"Sektor hulu dan hilir bisa dihubungkan melalui blockchain, sehingga bisa menciptakan efisiensi dan meningkatkan daya saing di pasar global," katanya di Jakarta.

Bambang mengatakan para pelaku bisnis dan publik harus siap untuk memetik keuntungan dari kemajuan teknologi khususnya blockchain. Pemerintah juga fokus membangun infrastruktur teknologi komunikasi dan informasi sekaligus perbaikan keamanan siber dan tata kelola.

"Kami mengandalkan perkembangan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan. Kebijakan tersebut mencakup peta jalan transformasi digital, harmonisasi peraturan perundangan, kebijakan fiskal, kemudahan berusaha, juga kesediaan akses pendanaan dan tenaga kerja terampil," katanya.

Bambang menjelaskan teknologi blockchain mampu melacak, mengatur, dan mendistribusikan informasi diharapkan dapat mengoptimalisasi proses pemasaran dan rantai distribusi.

"Sistem pelacakan akan memperbaiki transparansi dalam rantai produksi dari hulu ke hilir," ujarnya.

Selain itu, solusi blocchain juga mampu meningkatkan efisiensi rantai suplai di bidang agrikultur dan perikanan, juga manajemen e-commerce, Hak Kekayaan Intelektual, bahkan blockchain disebut dapat berfungsi untuk optimalisasi distribusi dana desa.

Untuk jangka panjang, strategi pemerintah adalah pengembangan teknologi digital terpusat kepada kolaborasi publik dan swasta, meningkatkan pendidikan tinggi, dan memperbaiki kapabilitas sumber daya manusia dalam bidang sains, teknologi, dan inovasi.