Twitter jujur mengakui telah menggunakan data pengguna yang telah dipersonalisasi tanpa mengantongi izin untuk keperluan iklan.
Perusahaan mikroblogging ini mengatakan hal itu terjadi karena ada masalah pada menu pengaturan akun.
Dalam situs resminya, Twitter mengatakan baru-baru ini telah menemukan penyebab masalah dan telah memperbaikinya. Namun belum diketahui berapa banyak pengguna yang terkena dampak.
Layanan milik Jack Dorsey ini mengakui jika data pengguna menjadi aset berharga bagi perusahaan untuk menyasar iklan dan konten apa yang ditampilkan.
"Kami meminta maaf atas kesalahan ini dan akan berusaha untuk tidak mengulangi lagi. Ketika Anda mempercayai kami untuk mengikuti pilihan Anda, namun dalam hal ini kami gagal," tulis Twitter dalam situs resminya seperti dikutip Reuters.
Data yang kemungkinan telah digunakan antara lain kode negara pengguna, detail kemungkinan pengguna melihat atau mengunjungi situs pengiklan hingga informasi terkait perangkat yang digunakan.
Kendati demikian, Twitter memastikan data sensitif seperti kata kunci, surel yang dipakai untuk mengakses akun, dan data lainnya tak termasuk dalam data yang sempat tak sengaja dipakai untuk iklan.
Twitter mengatakan kejadian ini mendorong pihaknya untuk terus berupaya menyajikan iklan yang relevan bagi pengguna.