Kiprah Realme di Indonesia baru seumur jagung, tapi brand pecahan dari Oppo itu sudah berhasil merangsek ke daftar lima besar pabrikan smartphone terbesar di Indonesia.
Risky Febrian dari firma riset IDC mengatakan keberhasilan Realme tak lepas dari faktor Xiaomi di pasaran Tanah Air. Ia mengatakan, Xiaomi di tahun ini tidak meluncurkan banyak model baru sehingga mempengaruhi kondisi pasar.
"Diperparah lagi, Xiaomi tidak memiliki kontrol harga yang ketat. Kabarnya kalau produk Xiaomi yang populer, banyak pedagang yang menaikkan harga seenaknya dan adanya kelangkaan yang terjadi," ungkap Risky.
Ia kemudian membandingkan kondisi tersebut dengan Realme. Risky berpendapat Realme dapat memastikan produknya tidak mendapat masalah seperti yang dialami Xiaomi sehingga konsumen lebih banyak beralih ke Realme.
"Juga spesifikasi dan desain produknya lebih kompetitif dibanding yang ditawarkan oleh Xiaomi. Sehingga konsumen banyak yang beralih ke Realme," kata Risky.
Selain IDC, firma riset Counterpoint merilis laporan senada dengan memasukkan Realme ke urutan 5 besar untuk pertama kalinya di Indonesia.
Menurut data Counterpoint, Realme berhasil meraup sebanyak 8 persen pangsa pasar pada kuartal kedua 2019 ini. Realme berhasil mendepak Asus dari jajaran atas dan mendekati Vivo di peringkat keempat.
Sementara menurut data IDC, Realme memiliki pangsa sebesar 6,1 persen yang juga menempatkan vendor asal China ini di urutan kelima, membuntuti Xiaomi di posisi keempat yang masih terpaut cukup jauh pangsa pasarnya.