Find Us On Social Media :

Demi Ambisi Kalahkan Go-Pay, Grab akan Gabungkan OVO dan DANA?

By Adam Rizal, Jumat, 13 September 2019 | 11:15 WIB

Runtuhkan Dominasi Go-Pay, Grab akan Gabungkan Ovo dan DANA

Grab Holdings terus berupaya menumbangkan dominasi Go-Pay di Indonesia. Baru-baru ini, Grab sedang dalam pembicaraan untuk memergerkan dompet digital (e-wallet) OVO dan DANA.

Jika kesepakatan tercapai, Grab akan membeli mayoritas saham DANA, dompet digital milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan Ant Financial yang didukung Alibaba. Setelah itu OVO dan DANA akan dimerger. Tidak segera jelas berapa nilai kesepakatan tersebut.

Namun dalam laporan Finance Asia, valuasi OVO saat ini mencapai USD 2,9 miliar. Adapun valuasi DANA belum bisa ditentukan, demikian Reuters melaporkan.

Berdasarkan kabar yang beredar, EMTEK menguasai 50% lebih saham DANA, dompet digital yang dirikan sejak 2017.

Pembicaraan untuk merger ini sejalan dengan pengumuman SoftBank Group Corp pada bulan Juli 2019 lalu. Kala itu, SoftBank menyebut akan menginvestasikan US$ 2 miliar di Indonesia melalui Grab.

Grab dan OVO menolak berkomentar, sementara DANA mengatakan tidak mengomentari rumor pasar. Emtek, Ant Financial, dan SoftBank tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Untuk memuluskan rencana ini, Grab dan pemilik OVO dan DANA harus mendapatkan restu dari Bank Indonesia (BI), selaku regulator sistem pemabyaran di Indonesia. Namun BI belum mendapatkan informasi tentang hal ini.

"Belum ada pengajuan," ujar Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta.

Jika merujuk Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 20/6/PBI/2018 tentang uang elektronik, pemegang saham mayoritas atau menguasai di atas 51% saham penerbit uang elektronik harus warga negara Indonesia atau berbadan hukum Indonesia.

Itu artinya untuk bisa menjadi pemegang saham mayoritas di Indonesia, Grab harus berbadan hukum Indonesia.

Chief Communication Officer DANA, Chrisma Albandjar mengatakan pihaknya tak ingin mengomentari kabar pasar yang tengah berkembang di masyarakat. Pasalnya, hal tersebut belum pasti.

"Kami tidak mengomentari rumor pasar," ujar Chrisma.