David Finger (Senior Director, Product Marketing, Fortinet) mengungkapkan bahwa berdasarkan data industri, e-mail menjadi sektor pertama yang rentan terhadap serangan.
Dalam Laporan Investigasi Pelanggaran Data 2019 baru-baru ini dari Verizon, tercatat bahwa 94% malware dikirimkan melalui e-mail.
Latar belakang inilah yang kemudian mendorong pengguna harus menilai kembali arsitektur e-mail yang digunakan.
Belum lama ini, perusahaan riset Gartner menerbitkan Panduan Pasar untuk Keamanan e-mail.
Di sana disebutkan ada tiga alasan utama mengapa keamanan e-mail harus menjadi prioritas utama:
1. Untuk melindungi terhadap ancaman tingkat lanjut berbasis lampiran, seperti sandbox jaringan serta pelucutan dan rekonstruksi konten.
2. Untuk melindungi terhadap ancaman tingkat lanjut berbasis URL, seperti penulisan ulang URL, analisis time-of-click, dan layanan isolasi web.
3. Untuk melindungi terhadap peniruan dan rekayasa sosial, suatu taktik yang digunakan dalam ancaman lanjutan berbasis URL, lampiran, dan payload. Contohnya adalah deteksi spoofing, otentikasi pesan berbasis domain, pelaporan dan kesesuaian pada e-mail masuk, deteksi domain yang mirip, dan deteksi anomali.
Bagi organisasi-organisasi yang bergerak cepat ke sistem e-mail berbasis cloud, masalah seperti ini akan tetap ada, dan seperti halnya solusi e-mail tradisional mereka, mereka masih perlu memastikan apakah keamanan e-mail sudah memadai.