Find Us On Social Media :

Sebagian Pengguna WhatsApp Sudah Paham Pentingnya Arti Privasi

By Indah PM, Senin, 30 September 2019 | 20:00 WIB

WhatsApp

Bayangkan ketika kita sedang duduk di sebuah coffee shop sambil menikmati secangkir kopi dengan seorang teman. Tiba-tiba, sebuah pesan muncul di layar smartphone. Melihat ada kesempatan, teman kita mengintip layar smartphone untuk kemudian berkomentar. Tentu kita akan merasa terganggu dengan pertanyaan teman bukan?

Sebagian besar orang Indonesia mungkin kurang peduli dengan privasi mereka di WhatsApp, hingga kejadian serupa di coffee shop tadi terjadi pada mereka.

Pada 13-15 September 2019 lalu, Facebook membuka Facebook Café yang berlokasi di Kawasan Melawai Terpadu, Jakarta. Di sana para pengunjung bisa mengetahui informasi lebih dalam tentang cara mengendalikan privasi dan keamanan di Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

Yang menarik, di akhir sesi hari itu, WhatsApp mengajak pengunjung untuk berbagi pendapat mereka tentang privasi pada secarik kertas. Kertas tersebut bertuliskan pendapat pengunjung yang kemudian dikunci dalam gembok dan digantung pada sebuah frame yang terbuat dari logam. Hal ini merupakan simbolisasi dari amannya percakapan pengguna di WhatsApp.

Sebagian besar dari 1.200 pengunjung di Facebook Café mengekspresikan pendapat mereka pada gembok-gembok tersebut. Hampir seluruh tulisan mengindikasikan bagaimana privasi menjadi perhatian penting dalam berkomunikasi dengan teman, keluarga, dan rekan kerja mereka.

Berikut adalah hal-hal yang dipelajari oleh pengunjung terkait privasi yang tertulis pada pesan yang terkunci dalam gembok-gembok di Facebook Café:

1. Privasi adalah urusan pribadi. Salah satu cara pengunjung untuk mengartikan privasi dimulai dengan bertanya kepada dirinya masing-masing, apakah hal ini penting? Jawabannya, tentu saja penting!

Sebagian besar pengunjung mengutarakan persepsi terhadap privasi dengan menuliskan, “Privasi adalah urusan pribadi yang seharusnya tidak diumbar”, “Privasi bukan untuk konsumsi publik”, dan “Privasi adalah kepunyaan seorang diri dan harus dijaga”.

2. Kita memiliki kendali untuk mengatur privasi bersama WhatsApp.Pesan kuat yang disampaikan oleh banyak pengunjung adalah kita yang bertanggung jawab untuk mengendalikan privasi diri sendiri.

Seorang pengunjung bahkan menulis, “Privasi adalah ketika aku memutuskan apa yang akan aku bagi, kapan, dan kepada siapa aku akan berbagi.” Selain itu, kita juga yang harus belajar cara untuk memaksimalkan fitur-fitur privasi dan keamanan dalam aplikasi.WhatsApp memaksimalkan privasi dan keamanan ketika kita menggunakan platform ini, semudah mengetuk tombol setelan atau setting.

Kita memiliki kendali untuk menyesuaikan tingkat privasi dengan mematikan Laporan Dibaca atau Read Receipts guna mencegah orang lain untuk mengetahui bahwa kita telah membaca pesannya.

3. Percakapan kita di WhatsApp terjaga. Benar sekali, percakapan kita di WhatsApp berada dalam genggaman kita sendiri. Fitur enkripsi ujung ke ujung atau end-to-end encryption pada WhatsApp memastikan hanya kita dan orang yang sedang berkomunikasi dengan kita yang dapat membaca pesan yang terkirim.

Tidak ada pihak lain, bahkan WhatsApp, yang dapat membacanya. Jadi, tidak perlu khawatir untuk berkirim pesan kasih sayang kepada orang-orang terdekat melalui WhatsApp, karena pesan tersebut hanya akan tersimpan antara diri kita dan lawan bicara di WhatsApp.

4. Verifikasi Dua Langkah membuat akun WhatsApp lebih aman.Verifikasi Dua Langkah atau Two-Step Verification merupakan fitur penambah keamanan dalam akun WhatsApp. Fitur ini merupakan pertahanan terbaik agar akun terhindar dari serangan para peretas. Ketika kita berhasil mengaktifkan Verifikasi Dua Langkah, setiap upaya untuk memverifikasi nomor telepon kita di WhatsApp harus disertai dengan 6 digit PIN yang telah kita buat menggunakan fitur ini. Untuk mengaktifkan Verifikasi Dua Langkah, caranya mudah. Tinggal buka WhatsApp > Pengaturan > Akun > Verifikasi Dua Langkah > Aktifkan.