Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan ada dua pekerjaan rumah yang belum selesai menjelang akhir masa jabatannya yaitu infrastruktur komunikasi dan informasi serta pembangunan ekosistem digital.
"Nomor satu membangun infrastruktur kita ini (yang) ketinggalan," ujar Rudiantara di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta. Indeks ICT Indonesia di ASEAN, kata dia, masih di bawah beberapa negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, bahkan Brunei Darussalam. "Brunei dari segi indeks lebih tinggi karena negaranya kecil, jadi lebih gampang bangunnya," ujarnya.
Belum lagi, dari segi pengeluaran untuk infrastruktur ICT pun duit yang digelontorkan Indonesia masih lebih kecil dari negara lain, yaitu hanya 0,1 persen dari Produk Domestik Bruto. Sementara, Thailand 0,3 persen da Malaysia 0,3 persen dari PDB.
Kalau dihitung secara matematis, pemerintah Malaysia membelanjakan ICT untuk penduduknya hampir 18-20 kali dibanding pemerintah Indonesia. "Jadi ini kita ketinggalan, ingat infrastruktur, infrastruktur, infrastruktur," ucapnya.
Dia mengatakan sejumlah infrastruktur komunikasi dan informatika yang telah digarap pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam lima tahun ke belakang adalah Palapa Ring. Berikutnya, adalah pembangunan satelit multifungsi pertama. Pembangunan itu, menurut dia, harus dilanjutkan lagi di periode kedua.
Pekerjaan rumah kedua adalah membangun ekosistem untuk pengembangan ekonomi digital. Salah satunya, mempermudah perizinan. "Jadi start-up start-up itu enggak perlu izin semua dipermudah," ujarnya.
Saat ini Rudiantara melihat kesuksesan start-up masih rendah, yaitu sekitar 5 persen. Sehingga, kalau perizinan dipersulit akan berimbas kepada performa usaha rintisan tersebut.
"Kalau dipersulit yang terjadi bukannya naik malah turun," kata Rudiantara.