Find Us On Social Media :

HARA Jadi Wakil Indonesia di Konferensi Bertema Pemanfaatan Data di AS

By Indah PM, Minggu, 6 Oktober 2019 | 17:00 WIB

Agritech HARA mengikuti konferensi bertajuk pemanfaatan data di New York, AS.

Agritech HARA menjadi satu-satunya startup Indonesia yang dipilih untuk berbicara mengenai inovasi dalam mempromosikan inklusi finansial di konferensi tahunan Bloomberg di New York, AS.

Mengusung tema mengenai pemanfaatan data, Konferensi Data for Good Exchange ke-6 yang diselenggarakan pada 15 September 2019 kali ini mengangkat tema "Data Science for the SDGs”.

Setidaknya lebih dari 500 ahli bidang data lintas sektor industri hadir untuk berbagi pengetahuan tentang inovasi data dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs) pada tahun 2030.

Beberapa pembicara terkemuka, termasuk di antaranya Chief Technology Officer (CTO) Bloomberg, Shawn Edwards, Asisten Direktur Divisi Statistik PBB, Francesca Perucci, dan Managing Director The Rockefeller Foundation, Tariq Khokhar.

Dari Indonesia diwakili oleh Larissa Sidarto selaku Direktur Business Development and Marketing HARA dan Magisha Thohir selaku Business Analyst untuk berbagi pengalaman HARA dalam menggunakan data untuk mendorong inklusi finansial bagi petani di Indonesia.

“Suatu kehormatan dapat membawa Indonesia ke panggung internasional dalam teknologi big data. Responsnya sangat positif,” ungkap Sidarto.

Di konferensi tersebut, startup Agritech HARA berbicara tentang metode untuk menghadapi kesenjangan data. Permasalahan kurangnya data dan transparansi dalam sektor pertanian Indonesia mengakibatkan rendahnya inklusi keuangan hingga ekslusi petani dari institusi keuangan formal.

Cara HARA dalam melakukan misinya telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam pemanfaatan data untuk memberikan akses finansial terhadap segmen masyarakat yang tidak terlihat oleh institusi keuangan formal. 

Sidarto menuturkan meski informasi ada di sekitar kita, namun sering kali terabaikan. Ia menyebut analisis data berdasarkan empati dan kemanusiaan, dapat menyediakan perubahan yang dibutuhkan dunia.

“Misi HARA adalah membuat informasi menjadi tersedia. Kami berupaya mengubah yang semula tak terlihat menjadi memiliki akses, dan data adalah kunci untuk semua ini,” jelas Sidarto.

Hingga saat ini, cakupan HARA tersebar di lebih dari 400 desa di seluruh Indonesia. HARA bekerja sama dengan lebih dari 26.000 petani yang sebelumnya dianggap sebagai masyarakat ‘unbankable’.

Dengan bantuan 700 tim lapangan dan lembaga mitra, HARA telah menyalurkan program pembiayaan senilai US$380.000 kepada lebih dari 2.500 petani dengan tingkat pengembalian hingga 97%.

Sementara itu, Thohir menyatakan bahwa dengan mengimplementasikan program kredit yang sukses, HARA mengembangkan cara-cara untuk meningkatkan akses terhadap produk keuangan. Dalam hal ini termasuk asuransi pertanian yang dapat mengurangi risiko keuangan dari gagal panen akibat cuaca, dan membangun kerjasama dengan para pemilik toko di desa untuk menghasilkan solusi yang tepat guna.

“Konferensi Data for Good Exchange memberi gambaran komprehensif terkait penggunaan data yang dapat mengubah dunia. Informasi tidak hanya dapat menggambarkan suatu peristiwa, tetapi juga dapat membawa perubahan yang berdampak nyata. HARA adalah salah satu dari ekosistem data yang berupaya menciptakan tempat yang lebih baik bagi semua orang,” pungkas Thohir.