Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara kembali mengingatkan mengembangkan startup atau perusahaan rintisan teknologi bukan perkara mudah.
Pasalnya, tingkat keberhasilannya cuma 5 persen dan 95 persen berakhir gagal.
Rudiantara mengatakan banyaknya startup gagal karena banyak yang merupakan startup-startupan atau startup abal-abal.
"Jadi [startup] banyak gagalnya dibanding berhasil, kenapa? karena startup-startup. Dia keluarin kartu nama, tulisannya CEO dan founder. Enggak apa-apa, saya senang-senang aja," ujarnya ketika ditemui di Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Rudiantara menambahkan anak muda sekarang ini senang bikin startup tetapi lupa akan pasar (market) dari produk yang akan ditawarkan.
"Karena itu pemerintah bikin program 1.000 startup. Mereka melawati fase-fase seperti inkubasi. Jadi pemerintah mikir startup berkualitas, supaya nanti naik kelas jadi unicorn," terangnya.
Informasi saja, unicorn merupakan julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar. Saat ini Indonesia sudah memiliki 5 startup unicorn, yakni Gojek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak dan OVO.