Find Us On Social Media :

Inilah Tantangan yang Dihadapi Industri Keuangan ketika Menerapkan AI

By Rafki Fachrizal, Kamis, 10 Oktober 2019 | 13:30 WIB

Ilustrasi Artificial intelligence

Berdasarkan studi Microsoft bertajuk “Future Ready Business: Assessing Asia-Pacific’s Growth with AI,” diungkapkan bahwa 9 dari 10 pemimpin bisnis dari industri keuangan setuju bahwa teknologi AI (Artificial Intelligence) adalah instrumen penting bagi daya saing industri mereka saat ini.

Meskipun demikian, para pelaku industri keuangan masih menghadapi tantangan besar ketika mengimplementasikan AI.

Victor Lim selaku Vice President, Consulting Operations, IDC Asia/Pacific, mengatakan bahwa beberapa tantangan tersebut seperti terkait infrastruktur, masih kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang terampil, sumber dan program pembelajaran, serta kepemimpinan dan perangkat analisis yang kurang memadai.

“Oleh sebab itu kita harus melihat penggunaan dan pengembangan AI dari perspektif yang lebih menyeluruh,’ ujar Lim.

Baca Juga: 52% Industri Keuangan di Asia Pasifik Telah Mengimplementasikan AI

Pentingnya Dorongan dari Para Pemimpin

Lebih lanjut, Lim mengungkapkan adanya enam dimensi yang berkontribusi terhadap kesiapan industri keuangan untuk menerapkan AI, yang di antaranya Strategi, Investasi, Budaya, Kapabilitas, Infrastruktur, dan Data.

Kendati organisasi di industri keuangan telah memimpin dalam seluruh dimensi di kawasan Asia-Pasifik, mereka masih tertinggal dalam hal pemimpin yang paham pentingnya AI dalam area seperti Kapabilitas, Infrastruktur, Strategi, dan Budaya.

“Untuk mendorong transformasi, perusahaan harus dapat menerapkan AI secara lebih masif. Para pemimpin bisnis tidak hanya membutuhkan data dan persyaratan infrastruktur, tetapi juga membutuhkan visi yang dapat mendorong terciptanya budaya belajar yang berkelanjutan, dalam memberdayakan staf di seluruh tingkatan agar dapat memanfaatkan potensi AI,” kata Lim.

Terkait dengan hal tersebut, Haris Izmee selaku Presiden Direktur, Microsoft Indonesia, mengatakan, “Untuk mencapai transformasi digital yang menyeluruh, diperlukan tenaga kerja terampil serta budaya perusahaan yang mendorong implementasi AI menjadi lebih masif.”

“Selain dari peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang bagi karyawan, para pimpinan harus memiliki pola pikir untuk selalu mau belajar agar siap menghadapi perubahan yang cepat yang dibawa oleh transformasi digital,” tambah Haris.

Baca Juga: Adobe Luncurkan Dua Software Edit Foto Terbaru dengan Fitur AI