Telkomsel baru saja merilis sebuah produk baru bernama By.U. Produk tersebut adalah layanan seluler prabayar digital dan diklaim sebagai yang pertama hadir di Indonesia.
Melalui By.U, seluruh proses layanan prabayar mulai dari registrasi kartu, pembelian paket data, pembelian kuota tambahan, hingga pembelian kartu SIM harus dilakukan secara digital lewat aplikasi.
Nantinya, nomor kartu prabayar yang dibeli pengguna akan dikirimkan melalui jasa logistik JNE langsung ke alamat tujuan. Dengan demikian, pengguna tak perlu lagi datang ke gerai konvensional untuk membeli kartu SIM.
Dengan semua proses transaksi yang harus dilakukan melalui aplikasi, muncul pertanyaan apakah layanan ini akan menggerus gerai-gerai konvensional yang dimiliki Telkomsel?
Direktur Utama Telkomsel, Emma Sri Martini menegaskan bahwa layanan digital ini tidak akan menggerus gerai konvensional dan penjual eceran. Menurut Emma, target market yang dituju oleh layanan By.U berbeda dengan produk Telkomsel lainnya.
"Channel tradisional tidak akan tergerus. Karena yang kami tuju lewat By.U ini segmennya berbeda. Kami menargetkan pengguna yang digital savvy," kata Emma dalam acara peluncuran By.U.
Ia melanjutkan, bahwa target pengguna By.U adalah kalangan generasi Z di mana mereka sudah sangat dekat dengan teknologi digital. Sementara produk Telkomsel lain tidak terbatas pada generasi Z saja.
"Generasi Z saat ini tidak mau bergantung dan diatur dengan produk. Mereka tahu butuhnya apa, barulah memilih produk. Generasi Z ini ingin memilih menunya sendiri," kata Emma.
Ia pun menambahkan, Telkomsel juga masih memiliki pengguna yang tidak digital savvy sehingga keberadaan gerai konvensional atau penjual eceran masih akan tetap bertahan tanpa tergerus layanan digital ini.
"Populasi di Indonesia tidak semua digital savvy. Masih banyak pengguna yang suka datang ke GraPari. Ada juga beebrapa segmen yang behaviornya berbeda," pungkas Emma.