Perusahaan rintisan atau startup kerap melakukan aksi bakar uang (burning money) untuk mengkerek valuasi perusahaannya menjadi tinggi.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita merupakan aksi bakar uang adalah hal yang susah dihindari di industri startup.
Biasanya, perusahaan e-commerce melakukan aksi bakar duit berupa promo, apakah itu diskon maupun cashback.
"Itu suatu keniscayaan yang ngga bisa dihindari. Tidak mungkin negara-negara seperti Indonesia mengatakan, tunggu dulu kami belajar dulu kemudian negara lain sudah melakukan itu," ujar Mendag di Jakarta.
Aksi bakar duit startup itu bakal menambah sisi positif yakni meningkatkan permintaan penjualan dan akan menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kalau daya beli masyarakat meningkat dan speaking consumer itu meningkat akan bantu pertumbuhan ekonomi, itu rumus sederhana," jelasnya.
Dengan meningkatnya jumlah pengguna, perusahaan rintisan akan memiliki data pengguna yang lebih besar untuk bisa meningkatkan layanannya.
Terkait aksi bakar duit perusahaan startup, Mendag Enggar menyarankan agar bisa digunakan untuk mendorong produk-produk lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Kita akan dorong tetapi, tahapan yang paling kritis harus dilakukan dan lalui yaitu bagaimana menyadarkan konsumen kita bagaimana pakailah produk lokal, dalam negeri, belanja di produk-produk kita. Tanpa kesadaran itu kami enggak mungkin paksa atau melarang itu semua," tandasnya.
Pesona Startup
Sofbank menyalurkan modal lewat Grab atau Mitsubishi yang menyuntikkan dana ke Go-Jek. Kedua perusahaan raksasa tersebut berani melepas sahamnya hingga triliunan rupiah.
Kabarnya Sofbank dan Mitsubishi lebih tergoda membiayai startup karena daya tarik sektor automotif belakangan ini sedikit meredup.