Find Us On Social Media :

Bekraf Nilai Industri e-Commerce di Indonesia Sudah Masuk Titik Jenuh

By Adam Rizal, Sabtu, 19 Oktober 2019 | 16:00 WIB

Inilah 5 Situs e-Commerce Paling Top di Indonesia

Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) mengungkapkan sektor e-commerce dan ride-hailing telah menjadi sektor startup yang sudah jenuh. Alasannya sudah banyak pemain besar di kedua sektor tersebut.

Sebut saja nama besar Tokopedia, Bukalapak di sektor e-commerce, Gojek dan Grab di sektor ride-hailing. Keempat nama tersebut telah menjadi pemain utama di sektor masing-masing.

"Menurut saya e-commerce sudah jenuh. Sudah habis karena sudah banyak biasanya di Amerika Serikat itu hanya ada Amazon dan e-Bay," kata Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari di kantor coworking DreamHub, di Kuningan, Jakarta Selatan.

Hari mengatakan sudah cukup e-commerce yang berjenis e-commerce horizontal. Tokopedia & Bukalapak merupakan jenis e-commerce horizontal yang menjual berbagai jenis barang tanpa ada spesialisasi.

Ia mengatakan masih ada peluang di e-commerce dengan jenis vertikal. Jenis e-commerce ini menjual barang dengan spesialisasi tertentu, misalnya fesyen atau obat-obatan.

Contoh e-commerce vertikal di bidang fesyen adalah Zalora dan Berrybenka. Sementara di bidang elektronik ada Kukuruyuk, Erafone, dan Bhinneka.

"Sekarang e-commerce. sudah kebanyakan e-commerce yang horizontal. Tapi kalau yang jualan fesyen, alat berat, obat, itu kita masih bisa," kata Hari.

Hari mengatakan ada beberapa sektor yang dianggap masih subur untuk digarap startup. Contohnya di bidang pangan dan pertanian, perikanan, hingga edukasi.

Startup Gagal

Hari mengatakan tumbangnya banyak startup merupakan hal yang biasa. Ia mencontohkan hanya sekitar 10 persen startup yang berhasil dari total startup yang dibimbing pemerintah.

"Selama empat tahun di Bekraf mungkin ada 1000 startup yang dibina, tapi yang jadi 150. Jadi kalau mau dapat 1000 startup itu ya harus dampingi 10 ribu," katanya.