Find Us On Social Media :

Jadi Menteri, Nadiem Makarim Mundur dari CEO Gojek

By Adam Rizal, Senin, 21 Oktober 2019 | 11:30 WIB

Ilustrasi Nadiem Makarim (CEO dan Pendiri Go-Jek)

Nadiem Makarim dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi menteri di kabinet. Karena itu, dia mundur dari jabatannya di Gojek.

"Sudah pasti dari posisi saya di GoJek sudah mundur dan tidak ada kewenangan sama sekali," kata Nadiem di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).

"Terhitung hari ini sudah tidak ada posisi maupun kewenangan sama sekali," sambungnya.

Dia mengaku diajak bicara Jokowi soal reformasi birokrasi, SDM, dan investasi. Nadiem menegaskan siap jadi menteri.

"Saya bersedia dan saya menerima," ucap Nadiem.

Bagaimana Nasib Gojek?

Perusahaan startup Go-Jek resmi kehilangan Founder sekaligus CEO Nadiem Makarim. Ia memilih menerima tawaran Presiden Joko Widodo sebagai menteri di Kabinet Kerja Jilid 2. Lantas bagaimana nasib Go-Jek pasca ditinggalkan Nadiem.

Apakah startup dengan gelar decarorn ini akan goyang ditinggal pendiri dan CEO-nya? Ekonom sekaligus Direktur Riset Centre of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan, keputusan Nadiem meninggalkan Go-Jek punya konsekuensi.

“Kita tahu kan di Go-jek itu kepemilikan Nadiem sendiri tidak lagi besar. Tetapi oleh para investornya pun tetap dipertahankan,” ujarnya dalam breaking news Kompas TV, Jakarta, Senin (21/10/2019).

“Karena biasanya kalau menghilangkan pendiri itu sering kali berbahaya bagi kelangsungan usaha itu,” sambungnya.

Namun Piter yakin Nadiem sudah memikirkan keputusan menjadi menteri secara matang. Termasuk mempersiapkan Go-Jek agar tidak goyang saat ia tinggalkan.

“Kalau seandainya dia akan memasuki dunia baru, (dia pastikan) tentu bayi yang dia lahirkan dan besarkan nantinya tidak akan bermasalah waktu dia tinggalkan,” kata Piter.

Dipilihnya Nadiem sebagai menteri sendiri dinilai Piter sebagai suatu penghargaan dan pengakuan terhadap bisnis startup. Ia yakin nilai valuasi Go-Jek meningkat karena keputusan Nadiem menerima tawaran Presiden sebagai menteri di Kabinet Kerja Jilid 2.