Namun menurut Abdy, model bisnis seperti itu mudah ditiru. Dalam waktu satu atau dua tahun lagi, ia yakin akan bermunculan lebih banyak bank yang melakukannya.
Teknologi API ditawarkan sebagai solusi bagi mitra bisnis PermataBank untuk mempercepat proses dan memperbaiki pengalaman pelanggan. Abdy mencontohkan salah satu mitra bisnisnya yang bergerak di bidang efek. Ia melihat pelanggan mitra bisnis itu harus menunggu 3 hingga 5 hari untuk membuka trading account meski sebenarnya sudah tersedia aplikasi ponsel. Namun, akun tidak bisa dibuka pelanggan secara daring dan harus datang ke kantor cabang bank untuk membukanya. Setelah menggunakan account opening API PermataBank, pelanggan kini dapat membuka akun secara langsung dan melakukan aktivitas trading secara real-time.
Tantangan Digitalisasi
Meski era transformasi digital sudah dimulai sejak beberapa tahun belakangan ini, digitalisasi proses bisnis masih akan menjadi tantangan bagi para pemimpin TI, terutama di industri perbankan, menurut Abdy.
“Tidak seperti startup, bank—seperti juga perusahaan berskala enterprise lainnya—memiliki banyak sistem dan proses legacy yang sudah ada sejak 20 bahkan 30 tahun lalu. Tidak hanya hardware dan software-nya, tetapi juga mindset dan business model-nya. So—for us—digitizing legacy process and modernizing technology capabilities are not as easy as setting up a new company,” ujar Abdy panjang lebar.
Meleburkan proses legacy ke platform digital berdampak tidak hanya pada perangkat keras dan lunak. Ada peran-peran yang harus berubah akibat transformasi itu. “Misalnya para Customer Service. Dengan adanya aplikasi mobile untuk para nasabah sehingga mereka bisa lakukan self-service, peran Customer Service berubah dari yang biasanya customer-service focused menjadi sales dan advisory untuk masalah-masalah yang lebih kompleks,” Abdy memberi contoh.
Perjalanan digital PermataBank sendiri terhitung cepat. Dimulai pada 2017, menurut Abdy, “Saat ini, 95% dari transaksi nasabah Retail, SME, dan Wholesale Bank sudah melalui aneka kanal digital, seperti PermataMobile X, Digital Value Chain, API Banking, Internet Banking, dan lain-lain.”
Tahun ini, giliran proses-proses internal yang didigitalisasi. “Misalnya proses loan approval untuk Wholesale Bank dan SME. Kalau dulu proses itu membutuhkan waktu 5 sampai 6 minggu, sekarang bisa dipercepat hingga 5 sampai 10 hari,” jelas Abdy. Masih ada 60% lagi proses-proses yang menanti kejelian seorang Abdy D. Salimin untuk menyajikan solusi.