Universitas Indonesia menyelenggarakan acara puncak Program Akselerator UI Works dan Pameran Produk Inovasi & Hasil Riset Universitas Indonesia, di Financial Hall, Jakarta, yang dibuka oleh Wakil Rektor bidang Sumber Daya Manusia & Kerjasama, Prof. Ir. Dedi Priadi, DEA.
Acara berupa Demo Day yang mempersiapkan para pengusaha rintisan (start-up) untuk pitching di depan para calon investor.
Direktur Pengelolaan dan Pengembangan Unit-unit Usaha, Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati Noerhadi,MDSc.,Sp.Ort(K) sekaligus penanggung jawab dan penggagas program, Program Akselerator UI Works mengatakan program Akselerator UI Works telah menjalankan serangkaian acara pembinaan akselerasi bisnis startup yang berlangsung selama 3 (tiga) bulan, sebagai lanjutan dari program inkubasi.
"UI ingin menciptakan suatu ekosistem startup sehingga mampu mengakomodasi perkembangan enterprenerial yang berkembang dengan sangat cepat di Indonesia," katanya di Jakarta, Rabu (30/10).
Untuk batch pertama ini, UI bekerjasama dengan Code Margonda, yang telah berpengalaman membina startup.
Peserta Batch pertama terdiri dari 15 startup terbaik dari 86 pendaftar yang berasal dari seluruh Nusantara.
Kelima belas startup terpilih dibagi menjadi 3 kategoti yaitu Kategori engineering/science: Nano Turbo, Sinergi Nanotect, ATM Sehat.
Kategori digital platform: Awan.io, Kodi, Pintaar, Skydu, Westbike Messenger, Assist.id, Rumah Kapas, Infishta.
Kategori consumer product: Tumbu, Kopi Tuli, Belimbing Island, Giajeng, telah mendapatkan pembinaan dari para mentor terkemuka yang berasal dari berbagai industri antara lain dari Gojek, Plug and Play, Google Indonesia, Mandiri Capital, Kejora Ventures, Binar Academy, Kitabisa.com, serta memperoleh “legal advisory” dari Assegaf, Hamzah & Partners, dan lain-lain.
"Mereka juga dikurasi secara intensif, agar siap presentasi di hadapan para 'angel investors'," ujarnya.
Pada kesempatan ini, UI Works juga dipamerkan hasil-hasil riset dari Universitas Indonesia yang telah siap komersial untuk memasuki dunia industri, yang umumnya hasil riset mereka telah memasuki tahapan TRL (Technology Readiness Level) di atas 7, baik yang berbasis teknologi maupun digital platform, ataupun industri kreatif.
Nia mengharapkan program ini dapat berlangsung terus menerus sehingga meningkatkatn hubungan antara akademisi, pengusaha rintisan, industri serta pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
"Program ini diharapkan dapat memacu dan menginspirasi start-up secara nasional sehingga lebih siap memasuki dunia industri," ucapnya.