Akan tetapi, mewujudkan fleksibilitas itu tentu bukan hal yang mudah. Di sinilah Tan melihat IBM Indonesia bisa menjadi krusial. “Kekuatan IBM adalah kami sejak awal fokus di hybrid cloud” tambah Tan. Namun pria yang hobi main game ini menyebut, IBM bisa membantu perusahaan dalam menempuh journey to cloud di berbagai level. Contohnya menentukan legacy applications yang cocok pindah ke cloud.
Jika sebuah perusahaan ingin membangun aplikasi dari awal yang cloud ready, IBM pun bisa membantu. “Tim services kami bisa membantu membuat aplikasi berbasis container atau micro services, dan tim IBM Software memiliki platform untuk aplikasi seperti itu” tambah Tan. Bahkan jika perusahaan sudah di cloud dan ingin menyerahkan pengelolaannya ke pihak ketiga, IBM pun bisa membantu.
Dengan kata lain, IBM dapat menemani perjalanan tiap perusahaan Indonesia menuju era cloud computing. “Sosok” IBM seperti inilah yang ingin diwujudkan Tan ke depan, tidak seperti sekarang ketika masih terkotak-kotak antara hardware, software, atau services. “Jadi customer bisa melihat IBM sebagai satu kesatuan, tidak piece by piece” tambah Tan.
Mendorong perubahan di perusahaan dengan ribuan karyawan seperti IBM Indonesia memang bukan hal yang mudah. Akan tetapi, Tan terlihat tenang menghadapi tantangan ini. “IBM adalah organisasi yang memberi karyawannya kesempatan untuk belajar dan membuktikan diri,” ungkap ayah dua anak ini. Tan berharap, pengalamannya selama ini dapat membantunya mendorong transformasi di IBM Indonesia.