Find Us On Social Media :

vivo dan National Geographic Pamerkan Hasil Wondernight Indonesia

By Cakrawala, Rabu, 13 November 2019 | 21:30 WIB

Didi Kaspi Kasim (Editor in Chief, National Geographic Indonesia; tengah), Tyas K. Rarasmurti (Public Relations Manager, vivo Mobile Indonesia; kanan), dan Rahmad Azhar Hutomo (Fotograger, National Geographic Indonesia) bersiap memotong pita sebagai tanda dibukanya pameran hasil harya para finalis "Wondernight Indonesia V17 Pro Photo Competition" pada hari Senin lalu di Jakarta.

vivo Mobile Indonesia dan National Geographic Indonesia telah membuka pameran hasil karya para finalis lomba foto "Wondernight Indonesia V17 Pro Photo Competition" di Pondok Indah Mall Jakarta, Senin 11 November 2019 lalu. Terdapat dua puluh finalis yang masing-masing karyanya akan dipamerkan sampai tanggal 17 November 2019. Kedua puluh foto tersebut diambil saat cahaya minim menggunakan vivo V17 Pro. Lomba foto dan pameran ini memang bertujuan untuk menunjukkan bahwa vivo melalui ponsel pintarnya, khususnya V17 Pro, bisa memenuhi kebutuhan para pencinta fotografi dengan ponsel pintar yang menyenangi mengambil foto pada kondisi cahaya minim. Tren mengambil foto pada kondisi cahaya minim menggunakan ponsel pintar pun diklaim vivo makin meningkat.

"Karena vivo ini sebagai produsen smartphone melihat bahwa adanya tren yang semakin lama semakin tinggi terhadap kebutuhan fotografi di situasi yang minim cahaya," ujar Tyas K. Rarasmurti (Public Relations Manager, vivo Mobile Indonesia). "Kebetulan kita itu ada salah satu smartphone kita baru diluncurkan juga V17 Pro. Nah, itu tuh, produk kita mengusung salah satu feature kamera yang lumayan mumpuni untuk mendukung teman-teman pencinta fotografi terutama smartphone fotografi untuk bisa menyalurkan hobi-hobi mereka memfoto atau mengambil foto di kondisi yang minim cahaya, terutama kita namanakan itu, namanya, feature-nya night mode. Kebetulan kita ini melihat National Geographic sebagai suatu strategic partner," jelasnya lagi sambil menambahkan bahwa vivo melihat National Geographic bergerak di bidang yang sama, visualisasi yang sama, sehingga bisa saling mendukung.

Lomba foto Wondernight Indonesia ini sendiri diawali dengan kompetisi daring yang berlangsung dari tanggal 7 sampai 20 Oktober 2019. Dari kompetisi daring tersebut kemudian dipilih dua puluh peserta yang menjadi finalis. Kedua puluh finalis ini selanjutnya masing-masing dipinjamkan satu unit vivo V17 Pro dengan tujuan untuk mengambil foto pada kondisi cahaya minim menggunakannya. Hasil karya para finalis dengan vivo V17 Pro itu kemudian dilombakan lagi untuk memilih juara pertama, kedua, dan ketiga. Namun, seperti telah disebutkan, kedua puluh karya para finalis bersangkutan ditampilkan di pameran yang sedang berlangsung ini.

Pemenang pertama mendapatkan hadiah berupa uang sebesar Rp7.500.000, pemenang kedua sebanyak Rp6.00.000, dan pemenang ketiga sebesar Rp5.000.000. Seluruh pemenang juga akan mendapatkan ponsel pinter vivo V17 Pro. Sementara, setiap finalis  mendapatkan pula uang sebanyak Rp500.000.

Hasil karya pemenang pertama (kiri) bersama hasil karya pemengan kedua (kanan atas) dan ketiga.

Adapun pemenang pertama adalah Imam Primahardy dengan karya berjudul The Mask, pemenang kedua Erlangga Fakhri S dengan karya bertajuk Pagelaran Wayang Kulit, dan pemenang ketiga adalah Gerdie Hutomo N dengan karya berjudul Ini Kreasiku.

Dibandingkan tahun lalu, lomba foto yang baru digelar vivo Mobile Indonesia dan National Geographic Indonesia tersebut juga mengalami peningkatan dari sisi jumlah karya yang dikirimkan. Tak hanya itu, para juri pun menilai bahwa kualitas hasil karya yang dikirimkan turut meningkat.

"Dilihat dari jumlah entries yang masuk, tiap tahun itu kita selalu ada peningkatan jumlah orang yang sudah entry submit fotonya, trus kemudian juga dari tahun kemarin ke sekarang juga terlihat dengan hasil fotonya yang juga udah lebih sulit kami menilainya ketimbang sebelumnya. Jadi, secara kualitas karya meningkat, secara jumlah juga meningkat," sebut Didi Kaspi Kasim (Editor in Chief, National Geographic Indonesia)