Dua penyedia layanan online asal Jepang, Line dan Yahoo Japan telah sepakat untuk menggabungkan bisnis mereka.
Kedua perusahaan tersebut akan menyelesaikan deal merger mereka pada bulan Desember mendatang.
Softbank Group yang memegang kendali atas Z Holding, perusahaan induk Yahoo Japan, dan Naver Corp selaku pemilik dari aplikasi Line, masing-masing akan berinvestasi sebesar 50 persen pada perusahaan gabungan tersebut.
Bergabungnya dua perusahaan dalam joint venture ini akan membentuk perusahaan online rakasasa yang menyajikan layanan ritel, periklanan, serta layanan seluler seperti pengiriman pesan.
Bahkan, menurut situs berita Jepang, Kyodo News, gabungan Yahoo Jepang dan Line ini akan menjadi bisnis online terbesar di Negeri Matahari Terbit dan melampaui Rakuten.
Pihak Softbank mengatakan penggabungan ini memungkinkan kedua perusahaan untuk tetap kompetitif di pasar yang semakin dinamis di tengah-tengah persaingan dengan rival dari AS dan China.
"Kondisi sosial dan industri di sekitar kita berubah secara drastis setiap hari secara global. Terutama di pasar internet, perusahaan di luar negeri terutama yang berbasis di Amerika Serikat dan China sangat dominan," ungkap pihak SoftBank dalam sebuah pernyataan.
Pimpinan kedua perusahaan, baik Yahoo Jepang dan Line, menyatakan hal senada.
"Kami berdua merasa sangat perlu bertindak sekarang, untuk mempersiapkan masa depan," kata Kepala Eksekutif Line, Takesi Idezawa seperti dihimpun Nikkei Asian Review.
Diskusi merger ini sudah berlangsung sejak Juni lalu. Setelah Line dan Yahoo Japan bergabung, Z Holding dan Line akan fokus pasar Jepang. Integrasi dari kedua perusahaan akan dilakukan secara merata dengan kesepakatan akhir pada Desember bulan depan.
Peleburan kedua perusahaan tersebut diharapkan akan rampung pada Oktober 2020 mendatang. Setelah proses peleburan selesai, Line dan Yahoo Japan mengatakan bahwa mereka akan fokus pada pengembangan teknologi Artificial Intelligence (AI).