Data menjadi aset yang sangat bernilai saat ini karena menyangut hajat hidup orang banyak. Tak heran, banyak kasus kebocoran data kerap terjadi dan merugikan banyak orang dan perusahaan.
Tahun ini saja, kasus kebocoran data ada 7,9 miliar dan IBM mengungkapkan rata-rata kerugian kebocoran data mencapai USD3.92 juta.
Dhany Sulistyo Country (Manager Security IBM Indonesia) mengatakan saat ini data privasi sangat penting karena kita hdup berdasarkan data. Korporasi hidup berdasarkan data dan banyak startup raksasa tumbuh sangat cepat karena berhasil memanfaatkan data.
"Hacker sudah tidak incar website kita, dideface tapi yang lebih sering pencurian data," ujarnya dalam acara InfoKomputer Tech Gathering Managing Data Privacy di Hotal Shangri-La, Jakarta, Selasa (3/12).
Beberapa pekan lalu, ribuan akun pelanggan layanan on-demand video (VoD) streaming Disney Plus dilaporkan dibajak oleh hacker. Akun-akun tersebut kemudian dijual di pasar gelap internet dan sejumlah forum hacking. Harganya dipatok mulai dari 3 dollar AS (Rp 42.000) hingga 11 dollar AS (Rp 155.000) per akun, bahkan ada juga yang diberikan secara cuma-cuma.
Angka tersebut tentu jauh di bawah harga langganan normal Disney Plus. Untuk menikmati konten di Disney Plus (secara legal), peminatnya harus membayar biaya langganan 6,99 dollar AS (Rp 98.000) per bulan atau 69,99 dollar AS (Rp 987.000) per tahun.
Ada pula paket bundling layanan Disney Plus, Hulu, dan ESPN Plus yang bisa didapatkan dengan harga 12,99 dollar AS (Rp 183.300) per bulan seperti dihimpun ZDNET.
Banyak pengguna resmi Disney Plus yang melaporkan bahwa akun mereka telah diambil alih oleh peretas. Peretas mulanya mengakses akun mereka, kemudian akun tersebut dikeluarkan dari semua perangkat yang aktif lalu email dan kata sandi pun diubah.
Akibatnya, sang pemilik yang sah jadi tak bisa masuk ke akunnya sendiri. Dengan demikian, peretas bisa mengambil alih akun secara penuh dan pemilik resmi akun tersebut pun tidak lagi bisa menggunakannya.
"Tak hanya kerugian, tetapi reputasi perusahaan Anda. Anda sebagai korban dan pelanggan lainnya akan berpikir dua kali untuk menggunakan layanan Anda. Sekarang, pertanyaannya apakah Anda siap jika data perusahaan Anda dibobol," ujarnya.
Hendro Suyanto (Security Services Sales Specialist IBM) mengatakan setiap perusahaan memiliki data rahasia yang berbeda.
Karena itu, perusahaan harus terlebih dahulu memetakan atau memilah data-data yang rahasia dan siapa saja yang bisa mengaksesnya.
"Anda juga harus memiliki recovery dan communication plan," ujarnya.
IBM juga menawarkan data privacy program yang dapat menjaga data keamanan Anda.