Find Us On Social Media :

Lima Pemimpin TI dari Perusahaan Indonesia Masuk Daftar CIO50 ASEAN

By Liana Threestayanti, Kamis, 5 Desember 2019 | 17:10 WIB

CIO.com mengumumkan Top 50 Senior Technology Executives (CIO50) di ASEAN yang dinilai berhasil mendorong inovasi dan berpengaruh dalam perubahan di organisasinya.

Yang membanggakan adalah lima eksekutif dari perusahaan Indonesia berhasil meraih posisi di CIO50 yang diumumkan akhir November lalu di Andaz Singapore, Singapura. Mereka adalah Indra Utoyo (CIO, Bank Rakyat Indonesia), Ajay Gore (Group CTO, Gojek), Totok Prasetio (Senior Executive VP of IT, Bank Mandiri), Herman Widjaja (Senior VP of Engineering, Tokopedia), dan Faisal Yahya (Head of IT, IBS Group).

Ke-50 eksekutif  dari berbagai perusahaan dan berbagai sektor industri tersebut terpilih dan dicantumkan namanya dalam daftar CIO50 ASEAN karena dinilai sukses memberikan dampak positif teknologi dan mendatangkan keuntungan bisnis dengan cara berpikir yang “disruptif”.

Adapun posisi teratas dari CIO50 ASEAN diduduki oleh Voranuch Dejakaisaya, CIO dari Bank of Ayudhya Thailand. Sukses mengimbangi speed to market dengan regulasi, Voranuch Dejakaisaya secara terus menerus dan konsisten mampu mengubah ide-ide inovatif menjadi solusi nyata yang dapat ditindaklanjuti (actionable), mengeksekusinya dengan cepat dan tekad yang kuat.

Dengan leadership yang kuat, Dejakaisaya mampu mentransformasi bank melalui serangkaian proyek yang memanfaatkan teknologi terkini, seperti mobile, blockchain, Robotics Process Automation, dan Artificial Intelligence.

Indra Utoyo, CIO, Bank Rakyat Indonesia, berada di posisi kedua dari CIO50. Indra Utoyo menerapkan konsep inovatif hybrid company model dalam mentransformasi BRI. Dengan konsep ini dan menerapkan teknologi-teknologi terkini, BRI dapat meningkatkan  operational excellence dan efisiensi. Sementara di sisi lain BRI juga menciptakan produk dengan fokus pada customer centric, inovasi, dan customer experience yang lebih baik.

Namun transformasi BRI menjadi bank digital bukan berarti bank yang sudah memiliki lebih dari 70 juta nasabah di seluruh Indonesia ini meninggalkan nasabah intinya yaitu segmen mikro. “BRI tidak pernah berubah sampai dengan hari ini. Kami tetap fokus berinovasi dan melayani core nasabah kami, yaitu nasabah mikro,” tegas Indra Utoyo dalam sebuah kesempatan wawancara khusus dengan InfoKomputer beberapa waktu lalu.

Bahkan kehadiran BRI sebagai bank digital justru akan semakin meningkatkan kekuatan BRI di sektor kredit mikro dan konsumen yang sudah menjangkau wilayah pedesaan di seluruh Indonesia.

Daftar lengkap CIO50, proses, dan kriteria pemilihan di ajang ini dapat Anda baca di sini.