Find Us On Social Media :

Strategi Bisnis HaloDoc Menangi Persaingan Startup Kesehatan di RI

By Adam Rizal, Senin, 9 Desember 2019 | 15:00 WIB

Ilustrasi Halodoc

Salah satu perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di sektor kesehatan, Halodoc pihaknya bakal berinvestasi pada solusi yang lebih membumi di masyarakat.

Hal ini dilakukan untuk memenangkan persaingan di tengah banyaknya startup kesehatan yang bermunculan akhir-akhir ini.

"Guna menghadapi tantangan 2020, kita bakal menginvestasikan solve pain misalnya bagaimana caranya kita menghubungkan pasien dengan dokter," kata Chief Business Officer Halodoc, Alfons Timboel saat sesi diskusi Peluang dan Tantangan Ruang Siber Indonesia di Jakarta.

Alfons dan tim juga telah memperkenalkan inovasi bisnis lainnya seperti pengiriman obat langsung ke kediaman pasien dan pemeriksaan laboratorium.

Ke depannya, Halodoc disebut bakal terus bekerja sama dengan lembaga dan kementerian terkait yakni Kementerian Kesehatan dan BPJS guna meningkatkan mutu perusahaan rintisan bidang kesehatan seperti Halodoc.

"Karena perusahaan rintisan kesehatan ini masih baru, jadi kita bakal terus bekerja sama dengan pemerintah," pungkas Alfons.

Halodoc sendiri merupakan startup yang diluncurkan pada 8 April 2016. Pada awal peluncurannya, terdapat 16 ribu dokter yang tergabung dalam basis data Halodoc. Sebanyak 600 dokter sudah memiliki aplikasi dan aktif secara daring.

Dokter-dokter yang ada di basis data Halodoc terdiri dari berbagai spesialisasi bidang kedokteran, mulai dari gawat darurat hingga kecantikan. Para pengguna juga dapat menentukan sendiri dengan dokter mana yang akan mereka hubungi.

Soal pembayaran, sama seperti prosedur di rumah sakit. Pembayaran dilakukan setelah konsultasi selesai.

Namun, bentuk pembayarannya mirip pulsa telepon. Masing-masing dokter sudah memiliki tarif yang akan diambil dari saldo aplikasi pasien.