Find Us On Social Media :

Tahun 2023, China Bakal Kuasai Pasar Data Center Asia Pasifik

By Liana Threestayanti, Selasa, 17 Desember 2019 | 15:15 WIB

China diprediksi akan menguasai pasar data center dan layanan hosting Asia Pasifik pada tahun 2023.

Geliat China di bidang teknologi terus menguat. Raih pangsa pasar sebesar 36% dari perkiraan pendapatan pada tahun 2023, China diprediksi oleh GlobalData akan memimpin pasar data center dan layanan hosting di Asia Pasifik.  

Menurut Market Opportunity Forecasts Model yang dirilis GlobalData, China diperkirakan akan meraup pendapatan sebesar US$11,5 miliar dari bisnis data center dan hosting. Empat negara lain yang juga akan meraup pendapatan tinggi dari data center adalah Jepang, Australia, India, dan Korea Selatan. Dan pendapatan kelima negara ini akan mencapai hampir 80% dari pendapatan keseluruhan data center dan hosting di Asia Pasifik, atau mencapai US$32 miliar pada tahun 2023.

Sunil Kumar Verma, Lead ICT Analyst, GlobalData, mengatakan, “Tumbuhnya permintaan dari segmen enterprise akan mendorong pertumbuhan layanan cloud computing dan layanan lainnya yang terkait data di kawasan ini. Ditambah lagi, kemajuan teknologi di data center dan integrasinya dengan layanan-layanan terkait lainnya akan menjadi faktor kunci pendorong pertumbuhan di Asia Pasifik.”

Perusahaan di berbagai negara di kawasan Asia Pasifik terus berevolusi menuju era digital dengan mengembangkan layanan-layanan digital terdistribusi yang always on dan saling terkoneksi.  Pertumbuhan pasar ini juga tak lepas dari peran vendor yang terus meningkatkan kompetensinya.

Pasar data center dan hosting di China berkembang pesat berkat geliat bisnis perusahaan-perusahaan internet dan vendor cloud, seperti Alibaba, Tencent, Sinnet, China Telecom, dan China Unicom.

Sementara itu, di Jepang, Internet Initiative Japan (IIJ) telah menyelesaikan pembangunan data center dengan kekuatan 50MW pada bulan April lalu. Kyocera dan MC Digital Realty juga telah mengumumkan rencananya untuk membangun data center.

Di Australia, pemerintah negera bagian New South Wales sudah berkomitmen membangun data center regional senilai US$100 juta untuk meningkatkan koneksi internet, sebagai bagian dari rencana peningkatan konektivitas digital di kawasan negara bagian ini.

Di India, Oracle baru saja membuka data center cloud pada bulan Oktober lalu, yang merupakan realisasi dari rencana membangun 20 data center di seluruh dunia. Perusahaan telekomunikasi terkemuka di India, seperti Reliance Jio dan Airtel juga telah membeberkan rencananya untuk membuka data center.

Di Korea Selatan, pasar data center diramaikan oleh vendor global Oracle dan Equinix. Sementara Digital Reality dan Samsung juga sudah mengumumkan rencana untuk menambah data center.

“Pertumbuhan ekosistem yang terkoneksi ini difasilitasi oleh tumbuhnya penetrasi Internet of Things (IoT) dan peluncuran 5G. Adopsi teknologi-teknologi baru, seperti Artificial Intelligence (AI) dan Virtual Reality (VR) akan menambah permintaan penyimpanan data dan kemampuan pemrosesan, sehingga berujung pada konstruksi dan pembangunan yang berhubungan dengan data center dan hosting di kawasan ini,” ujar Sunil