Aplikasi peta digital Google Maps menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan akan navigasi jalan. Hal itu juga yang membuat raksasa mesin pencari asal Amerika Serikat ini terus menambah tingkat akurasi dan cakupan wilayah untuk platform peta digitalnya.
Hingga kini Google telah mengumpulkan lebih dari 10 juta mil atau lebih dari 16 juta kilometer gambar di atas permukaan Bumi yang tersedia dalam Google Street View. Jarak itu sama dengan 400 kali keliling dunia.
Sementara lewat Google Earth, pengguna bisa menelusuri lebih dari 36 juta mil persegi atau 57,9 juta kilometer citra satelit dengan resolusi tinggi untuk melihat dunia dari atas. Angka itu diklaim mencakup lebih dari 98 persen seluruh populasi Bumi.
“Selain bisa menunjukkan kepada kita bagian dari dunia yang mungkin tidak akan pernah kita kunjungi, foto-foto ini juga membantu Google Maps untuk memodelkan dunia yang berubah setiap harinya secara akurat,” kata Thomas Escobar, Senior Manajer Produk Google Maps.
Google Street View sendiri adalah proyek Google yang sudah berlangsung hingga lebih dari 12 tahun. Proyek ini bertujuan memetakan dunia secara keseluruhan.
Google melakukan pengumpulan citra jalanan dengan armada mobil Street View yang dilengkapi dengan sembilan kamera. Kamera-kamera itu mampu menangkap citra dengan resolusi tinggi dari setiap sudut pandang.
Hasil dari pengumpulan citra itu dimanfaatkan untuk menghadirkan fitur peta di Google Maps yang lebih akurat dan menggambarkan jelas situasi dan kondisi lokasi tersebut.
Upaya ini juga memungkinkan Google Maps menjadi acuan untuk mendapatkan rute jalan terbaik bagi pengendara mobil, sepeda, pejalan kaki, motor, hingga pengguna tranportasi publik.
Di tahun 2019, Google yang dibantu oleh orang-orang di komunitas Street View berhasil membantu perusahaan memberikan alamat akurat ke hampir 7 juta bangunan di tempat-tempat yang sebelumnya belum dipetakan. Beberapa negara itu adalah Armenia, Bermuda, Lebanon, Myanmar, Tonga, Zanzibar dan Zimbabwe.
Berkat bantuan dari para fotografer andal Street View dari seluruh dunia, Google berhasil menyatukan gambar-gambar itu dengan teknik yang diberi nama photogrammetry.
Dengan teknik itu, perusahaan mampu menyatukan dan menjahit gambar-gambar tersebut dalam satu set gambar peta.