Find Us On Social Media :

Perang NCW dan Siber Jadi Ancaman Nyata Indonesia di Masa Depan

By Adam Rizal, Sabtu, 21 Desember 2019 | 16:00 WIB

Ilustrasi cyber warfare

Wakil Menteri Pertahanan, Sakti Wahyu Trenggono mengingatkan ancaman perang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang akan muncul di masa depan.

Konsep perang ITU berupa Network Centric Walfare (NCW) dan kemampuan peperangan siber yang juga akan lebih fokus pada platform-platform persenjataan di hampir semua negara.

Dia bahkan menyebut, peralatan tempur dari mulai peluru hingga pesawat tempur yang ada saat ini tak bisa menjamin suatu negara bisa menangkal peperangan teknologi yang bisa terjadi kapan saja.

"Perang ke depan itu memiliki banyak aset, seperti pesawat tempur ataupun peluru kendali (missile) tidak dengan sendirinya menjamin suatu negara memiliki kekuatan daya tangkal (deterrent power) tanpa diimbangi kemampuan mengeksploitasi konsep-konsep perang yang inovatif dan kreatif," kata Trenggono.

Karena itu, peralatan peperangan menurut dia harus diimbangi dengan kemampuan operasional hingga bisa menciptakan pembaruan penanganan militer (revolution in military affairs/ RMA) yang tentunya dimulai dengan kecanggihan teknologi.

Lebih lanjut, terkait Network Centric Warfare adalah sistem teknologi perang yang memanfaatkan teknologi sensor dan teknologi manajemen informasi-komunikasi. Teknologi pertahanan ini juga akan digabungkan dengan kemampuan analisis big data.

Sensor-sensor itu diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pemantauan situasi. Jika diistilahkan, Network Centric Warfare serupa dengan istilah Internet of Things. Ini adalah istilah dimana semua perangkat terhubung dengan internet sehingga bisa memberikan data secara dengan segera.

Semua data yang masif ini bisa digunakan untuk mengintai lawan. Sehingga berguna untuk pengambilan keputusan dalam melancarkan strategi perang.

"Konsep Network Centric Warfare menuntut cara berpikir baru yang koheren pada semua level operasi militer, dari taktis sampai strategis, dimana teknologi menjadi core-nya," kata Trenggono.

Untuk itu, Trenggono mengimbau agar seluruh pelaku industri pertahanan nasional mulai berinvestasi mengembangkan teknologi pertahanan pintar yang memanfaatkan teknologi.

"Saya melihat bahwa priode 2020-2024 adalah priode pemerintahan yang penting untuk menentukan arah pembangunan jangka panjang kekuatan pertahanan Indonesia dua puluh lima tahun yang akan datang. Terutama dalam soal menguasai teknologi yang menjadi kebutuhan pertahanan di masa depan," kata Trenggono.