Produsen smartphone global sedang berlomba-lomba memproduksi smartphone 5G, dengan beberapa di antaranya sudah dirilis, seperti Galaxy S10 5G buatan Samsung atau Mate X besutan Huawei. Sementara sejumlah negara sudah menyiapkan jaringannya agar ponsel itu bisa berjalan optimal.
Kehadiran smartphone 5G di Indonesia pada 2020 masih belum dapat dipastikan. Baru ada satu vendor yang percaya diri mau membawa smartphone 5G ke Indonesia, sementara sebagian lainnya belum punya keinginan untuk merilisnya.
Perusahaan yang mau meluncurkan smartphone 5G di Indonesia adalah Realme. Menurut Krisva Agnieszca, PR Manager Realme Indonesia, membawa smartphone 5G akan mendukung misi mereka sebagai produsen smartphone pertama yang meluncurkan teknologi mutakhir di Indonesia.
"2020 itu trennya adalah tren 5G untuk saat ini. Nah itulah kenapa kita tetap ingin membawa itu, walaupun infrastrukturnya belum ada. Tapi kan at least begitu infrastrukturnya ready, mereka bisa langsung pakai," kata Krisva saat ditemui pada acara peluncuran X2 Pro Master di Jakarta.
Sementara Oppo punya tanggapan berbeda. Produsen smartphone asal China itu memang akan merilis Reno 3 di Indonesia, smartphone teranyar mereka dengan prosesor Snapdragon 765G yang mendukung 5G.
Namun karena Indonesia belum menggelar jaringan internet mobile 5G, Reno 3 bakal dirilis tanpa chipset tersebut. Perusahaan mengaku tak mau membuat pengguna Reno 3 nanti berharap banyak di saat jaringan 5G belum jelas keberadaannya di Indonesia.
"Karena kita (pemerintah) belum menentukan network-nya, network 5G mana yang dipakai, nanti bisa saja kayak ketika konsumen beli perangkat itu, terus ternyata standarnya berubah, berarti kan ada kerugian dari sisi konsumen. Bahwa dia, misalnya, beli perangkat 3,5 GHz, ternyata yang dipakai 2,8. Nah, pertimbangan 2,8 GHz itu pun juga sama," jelas Aryo saat ditemui kumparan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Adapun Vivo belum berencana membawa produk 5G di Indonesia. Menurut PR Manager Vivo Indonesia, Tyas Rarasmurti, pihaknya masih menunggu kesiapan regulasi 5G di Indonesia.
"Saat ini sebenarnya secara global, Vivo sudah merilis beberapa seri smartphone 5G. Sedangkan implementasi produk tersebut dan yang berbasis teknologi 5G untuk pasar Indonesia saat ini masih dalam kajian Vivo. Bicara mengenai teknologi 5G di Indonesia, bukan hanya dari kesiapan produk saja tetapi juga dari sisi regulasi, kebutuhan konsumen dan pasar serta hal pendukung lainnya," kata Tyas.
Di tengah masa depan smartphone 5G di Indonesia yang belum jelas, pemerintah punya PR yang besar untuk menyediakan jaringan 5G di Indonesia. Menurut Lucky Sebastian, pengamat gadget yang terkenal dengan akun Twitter @gadtorade, pemerintah perlu untuk memberikan kejelasan mengenai aturan 5G di Indonesia. Selain itu, mereka juga perlu terlebih dahulu menyediakan frekuensi yang dapat digunakan untuk jaringan 5G.5G
"Nah yang kita belum tahu, apakah pemerintah memiliki aturan baru soal perangkat dengan 5G, seperti dulu ketika ada aturan TKDN, semua perangkat dengan 4G LTE harus memenuhi syarat TKDN untuk dijual resmi di Indonesia," kata Lucky.
"Jika aturan ini ada, sementara aturan spektrumnya belum ada, pasti membingungkan, dan seharusnya hanya melihat ke aturan yang berlaku, TKDN 4G LTE, baik lewat hardware, software, maupun investasi," pungkasnya.
Lucky menambahkan, smartphone yang dirilis tahun depan akan banyak memakai Snapdragon 865 dan Snapdragon 765G yang mendukung internet mobile 5G. Keterlambatan untuk menyediakan jaringan 5G di Indonesia, kata dia, membuat kita hanya akan memakai smartphone yang ketinggalan zaman.
Pemerintah sendiri sudah membeberkan ada beberapa pilihan spektrum yang bisa digunakan: ada frekuensi 700 MHz dan 800 MHz di lower-band, 2,6 GHz dan 3,5 GHz di middle-band, dan 26 GHz di upper-band untuk jaringan 5G. Namun, sampai saat ini mereka masih belum menentukan frekuensi mana yang dapat dipakai untuk konektivitas internet mobile generasi ke-5 tersebut.