Foxconn selaku perusahaan yang merakit produk iPhone dari Apple, mengonfirmasi kasus penjualan komponen iPhone ilegal di pasar gelap.
Menurut hasil laporan media lokal Taiwan News, Foxconn telah mengadakan penyelidikan internal, setelah adanya tuduhan pada anggota staf manajemen di perusahaan atas terjadinya skema pendistribusian komponen iPhone.
Dikutip PhoneArena, Foxconn mengatakan bahwa komponen yang diperjualbelikan adalah komponen iPhone yang sudah dalam kondisi cacat.
Komponen tersebut seharusnya sudah dihancurkan oleh pabrik, namun terdapat pihak-pihak tak bertanggung jawab yang menyalahgunakan jabatannya.
Alih-alih dihancurkan, komponen iPhone yang cacat justru diperjualbelikan di pasar gelap. Menurut kesaksian pelaku, komponen tersebut dijual kepada salah satu pengusaha Taiwan.
Dalam melancarkan aksi, komplotan pelaku mengaku dapat meraup untung sebesar 43 juta dollar AS, atau senilai Rp 600 miliar. Dari e-mail yang dikirim dari sang pelapor, kerugian yang ditanggung oleh Apple bisa mencapai 3 miliar dollar AS, atau setara dengan Rp 41 triliun.
E-mail tersebut tampaknya diterima oleh CEO Apple, Tim Cook, dan kemudian diteruskan kepada tim perusahaan Business Assurance & Audit yang sekarang terlibat langsung dalam penyelidikan.
Selain mengalami kerugian finansial, Apple juga berisiko mengalami pencorengan nama baik perusahaan, akibat penggunaan spare part yang cacat yang beredar di pasaran.
Potong Gaji
Penjualan iPhone yang melesu juga berdampak kepada pendapatan buruh yang merakitnya di pabrik Foxconn. Foxconn terpaksa mengurangi gaji para buruhnya sebesar 25 persen karena menurunnya penjualan iPhone.
Apalagi, Foxconn telah memperbanyak pasokan iPhone sebelum musim belanja akhir tahun sehingga pasokan iPhone di gudang menumpuk. Hal itu berdampak para buruh yang sulit mendapatkan gaji pokok tambahan karena lembur tak banyak tersedia.
Rata-rata, buruh Foxconn digaji antara USD 299 sampai USD 447 per bulan. Saat ini Foxconn mempunyai pabrik di berbagai wilayah Tiongkok seperti provinsi Henan yang menjadi salah satu pusat perakitan iPhone terbesar.
Pertanda lain lesunya penjualan berdampak pada buruh adalah banyak pekerja musiman, yang disewa selama masa puncak produksi, keluar lebih cepat karena masa kerja yang pendek seperti dikutip South China Morning Post.