Find Us On Social Media :

Terindikasi Aplikasi Mata-mata, Google dan Apple Hapus ToTok

By Adam Rizal, Kamis, 26 Desember 2019 | 09:00 WIB

Aplikasi ToTok

Aplikasi percakapan serupa WhatsApp, ToTok baru-baru ini dituding sebagai alat untuk menyadap penggunanya. Aplikasi tersebut pun dihapus dari toko aplikasi oleh Google (Android) dan Apple (iOS).

Berdasarkan laporan NewYorkTimes yang mengutip salah satu intel AS yang identitasnya dirahasiakan, pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) diduga memanfaatkan aplikasi tersebut untuk memata-matai segala macam kegiatan pengguna ToTok.

Beberapa di antaranya seperti menguping percakapan telepon, mengintip percakapan teks, mencuri rekaman video dan suara di aplikasi, hingga melacak lokasi sang pemakai aplikasi.

Belum diketahui apa maksud di balik kegiatan pelanggaran privasi itu. Tidak disebutkan pula kapan intel AS menemukan bahwa ToTok ternyata memantau segala gerak-gerik penggunanya.

Namun, karena tuduhan ini, aplikasi yang diklaim sudah diunduh oleh jutaan orang dan sempat menjadi salah satu aplikasi populer itu, langsung dicopot dari rak toko aplikasi Google Play Store dan App Store.

Meski demikian, layanan ToTok sendiri masih bisa digunakan jika pengguna kadung memasangnya di ponsel, atau melalui mekanisme pemasangan lewat toko aplikasi pihak ketiga milik vendor smartphone, seperti Huawei App Gallery, Mi App Store, dan sebagainya.

Nah, bagi Anda yang telanjur memasang aplikasi ToTok di smartphone masing-masing, ada baiknya untuk segera menghapus aplikasi tersebut hingga platform chatting ini dinilai aman sebagaimana dilansir NewYorkTimes.

Sebagai informasi, pembuat aplikasi ToTok, Breej Holding merupakan perusahaan yang dituding menjalin hubungan dengan firma siber bernama DarkMatter. DarkMatter sendiri sedang berada di dalam radar FBI, lantaran dugaan kejahatan dunia maya.

Terlepas dari itu, aplikasi ToTok sendiri terbilang sukses menggaet pengguna di beberapa kawasan, seperti di Uni Emirat Arab, lantaran merupakan salah satu platform chatting yang "berfungsi" sekaligus diklaim "cepat" dan "aman".

Sebab, aplikasi populer serupa, seperti WhatsApp dan Skype memang diblokir dan tidak bisa digunakan di kawasan tersebut.