Pasar aplikasi terkait proses bisnis (business application) di Asia Pasifik diperkirakan akan melampaui angka US$93 miliar pada tahun 2023.
Prediksi tersebut disampaikan oleh GlobalData, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang data dan analytics. Pasar teknologi informasi global terus tumbuh, di mana salah satu konsekuensinya adalah pengembangan aplikasi untuk memenuhi kebutuhan enterprise, akan mendorong pertumbuhan pendapatan di sektor aplikasi proses bisnis hingga mencapai US$93,2 miliar pada tahun 2023.
Menurut forecast model Market Opportunity dari GlobalData, pendapatan pasar dari aplikasi proses bisnis di Asia Pasifik diprediksi akan tumbuh pada Compound Annual Growth Rate (CAGR) 6.4% sepanjang 2018-2023. Besarnya pertumbuhan pendapatan tersebut akan menempatkan Asia Pasifik sebagai kawasan dengan pendapatan kedua terbesar di dunia untuk aplikasi proses bisnis, setelah Amerika (North America) yang mencatatkan angka US$102,6 miliar.
Sunil Kumar Verma, Lead ICT Analyst, GlobalData, mengatakan,“Pengurangan keseluruhan lifecycle dari sistem dan produk mendorong enterprise untuk memusatkan perhatian pada kategori aplikasi yang lain sebagai bagian dari strategi TI yang akan membantu mereka memenuhi kebutuhan organisasi bisnis yang terus berevolusi.”
Sektor manufaktur, konstruksi dan energi akan menjadi tiga vertikal industri terbesar karena pendapatan aplikasi proses bisnis di tiga vertikal ini mencapai 30% dari keseluruhan pendapatan aplikasi proses bisnis di APAC.
Sementara China, Jepang, dan India akan menjadi tiga kontributor terbesar, dengan menyumbang dua per tiga dari pendapatan keseluruhan, pada tahun 2023. Jenis aplikasi akan didominiasi (53%) oleh aplikasi yang khusus dikembangkan untuk vertikal tertentu dan packaged application.
Menurut Sunil, dengan aplikasi yang khusus dikembangkan untuk tiap vertikal, enterprise dapat membidik segmen end user dengan lebih spesifik dan membekali mereka dengan pengalaman pelanggan yang sudah ditingkatkan untuk dapat menghasilkan pendapatan terus menerus.
Meski aplikasi vertikal dan packaged application akan mendominasi dari sisi pendapatan, tapi aplikasi produktivitas kantor memperlihatkan CAGR tertinggi, sebesar 11.4%, diikuti oleh aplikasi commerce (10.4%).
“Seiring migrasi banyak enterprise dari lingkungan kerja tradisional ke ruang kerja yang lebih agile, akan terjadi peningkatan dorongan untuk menambah skalabilitas dan interoperabilitas. Hal ini akan lebih jauh mengurangi kendala kolaborasi dan komunikasi antarkaryawan, sehingga meningkatkan adopsi aplikasi jenis office productivity,” ungkap Sunil.
Menurutnya, enterprise akan terus memfokuskan pada peningkatan infrastruktur TI yang ada, dengan memanfaatkan cloud, artificial intelligence, dan tool teknologi terbaru lainnnya untuk bertransisi ke ekosistem digital yang lebih kompleks dan memungkinkan terciptanya koneksi satu sama lain.
Berikut aplikasi-aplikasi proses bisnis dan CAGR-nya yang akan tumbuh pesat sampai tahun 2023.