Find Us On Social Media :

Pelanggan Tertipu Rp28 Juta dengan Social Engineering, Ini Respons Gojek

By Adam Rizal, Kamis, 9 Januari 2020 | 16:00 WIB

GO-PAY

Gojek akan mendampingi korban penipuan di Sorong, Papua yang kehilangan Rp28 juta karena diretas setelah menggunakan aplikasi tersebut.

"Sangat disayangkan Ibu Prameswara dan salah satu mitra pengemudi kami telah menjadi korban dari modus penipuan berbasis social engineering melalui telepon yang mengatas namakan Gojek," kata Head of Regional Corporate Affairs Gojek for East Indonesia, Mulawarman.

Gojek sudah menemui korban dan memberi penjelasan atas kasus ini, mereka akan mendampingi korban sampai pelaku ditemukan dan uang yang dibobol dari akun bank korban dikembalikan.

"Gojek membantu korban untuk menyediakan bukti-bukti yang dibutuhkan dalam proses pembuatan laporan ke pihak kepolisian," kata Mulawarman.

Seorang penyiar Radio Republik Indonesia (RRI) di Sorong, Prameswara, kehilangan uang Rp28 juta di akun bank karena ditipu pelaku yang mengaku sebagai pengemudi Gojek, setelah dia memesan makanan lewat layanan pesan-antar makanan GoFood.

Peristiwa itu terjadi pada 6 Januari lalu, Prameswara memesan makanan dan menggunakan pembayaran lewat dompet digital GoPay. Dia kemudian ditelepon oleh seorang yang mengaku sebagai pengemudi Gojek, yang mengambil pesanan GoFood.

Pelaku mengaku saldo GoPay di akunnya sedang bermasalah sehingga dia meminta korban untuk mengirim uang ke akun pribadinya agar pesanan bisa dibeli. Setelah itu dia memberi instruksi pada korban untuk mengirim uang menggunakan e-banking atau ATM.

Korban, yang tidak curiga, mengikuti anjuran tersebut. Dia baru sadar ada yang tidak beres setelah menerima SMS dari bank. Korban pun ke bank untuk membuat cetak rekening koran, dia kehilangan Rp28.000.000 setelah transaksi dengan penipu.

Minta Konsumen Waspada Gojek meminta konsumen dan mitra pengemudi mereka untuk tetap waspada, menyikapi penipuan dan peretasan mengatasnamakan pengemudi ojek daring yang akhir-akhir ini terjadi.

"Bagi pengguna dan minta yang memiliki keraguan atau kecurigaan, kami imbau untuk menghubungi customer service kami," kata Head of Regional Corporate Affairs Gojek for East Indonesia, Mulawarman, kepada Antara, Kamis.

Baru-baru ini marak penipuan yang mengatasnamakan pengemudi Gojek yang yang mengaku saldo GoPay mereka bermasalah saat konsumen memesan makanan lewat layanan pesan-antar GoFood.

Penipu meminta konsumen untuk memberikan one time password (OTP) atau memandu mereka untuk mengirim sejumlah uang lewat akun pribadi agar bisa membeli makanan pesanan GoFood.

Penyanyi Maia Estianty akhir tahun lalu menjadi salah seorang korban penipuan ini, saldo dompet digitalnya raib dan pelaku mendapat akses ilegal ke ponselnya. Pelaku mengaku akun Gojek dan GoPay miliknya bermasalah dan meminta Maia mengirim kode tertentu agar bisa membeli makanan untuk GoFood.

Terbaru, seorang penyiar RRI di Sorong, Papua, kehilangan Rp28.000.000 dari akun bank karena ditipu pelaku yang mengaku mengambil pesanan GoFood.

Gojek meminta konsumen untuk hati-hati dengan penipuan berbasis social engineering seperti ini, beberapa cirinya adalah meminta OTP dan meminta transfer uang di luar prosedur Gojek.

Pelaku, dalam kasus ini, meretas akun mitra pengemudi Gojek sehingga bisa berkomunikasi dengan korban. Untuk para mitra pengemudi, Gojek mengaku secara rutin mengadakan forum komunikasi kopi darat dengan komunitas pengemudi Gojek di seluruh kota di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, pengemudi diminta untuk menjaga akun Gojek mereka.

"Mereka juga memiliki pengamanan OTP. Ketika mereka tidak sengaja mengirimkan OTP ke pihak lain, mereka bisa langsung lapor ke call center atau mendatangi staf kami di kantor operasional setiap kota untuk mengamankan akun mereka".

Edukasi seperti ini, seperti dikatakan Gojek, tidak hanya berlangsung lewat pertemuan langsung, namun, juga lewat aplikasi pengemudi maupun forum komunikasi di aplikasi pesan instan seperti Grup WhatsApp.