Panasnya hubungan antara AS dan Iran berdampak ke banyak sektor baik langsung maupun tidak langsung. Salah satu yang paling dekat dengan hal ini adalah sektor media sosial yang selalu jadi sumber berita tercepat.
Baru-baru ini Instagram mengeluarkan kebijakan untuk menghapus semua postingan tentang Mayjen Qassem Soleimani. Yang jadi fokus di sini adalah postingan yang berisi pesan dukungan dan juga ucapan duka cita.
Kebijakan ini diambil oleh Facebook sebagai induk perusahaan mereka demi terhindar dari sanksi AS. Seperti kita tahu, Facebook Inc. adalah perusahaan digital yang berbasis di AS. Jadi semua aktivitasnya harus mengikuti aturan serta undang-undang dari negara tersebut.
"Kami beroperasi di bawah sanksi AS, termasuk segala hal tentang pandangan pemerintah AS tentang IRGC," kata juru bicara Facebook dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari CNN Business.
Bagi AS, Mayjen Qassem Soleimani adalah seorang tokoh teroris yang mengancam keamanan AS. Sebelum kematiannya, Soleimani adalah komandan dari organisasi Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC).
Organisasi ini selalu dianggap sebagai ancaman keamanan serius oleh pemerintah AS. Selain menghapus semua postingan dukungan terhdap Soleimani, Instagram juga menutup akun pribadi sang jenderal pada bulan April 2019 lalu.
Sayangnya, kebijakan Instagram dan Facebook ini dianggap sebagai suatu kebijakan yang tidak demokratis. Ali Rabiei, juru bicara pemerintah Iran juga menyampaikan kekecewaannya terhadap Instagram lewat akun Twitter pribadinya.
Selain menyebutnya sebagai kebijakan tidak demokratis, Rabiei juga menyebutnya sebagai tindakan yang tidak tahu malu. Sekarang pihak Instagram masih terus berpatroli untuk menghapus semua hal tentang Soleimani yang ada di platformnya.
Termasuk semua komentar dan akun-akun yang diduga berhubungan dengan sang jenderal.