Find Us On Social Media :

Penjualan Earphone Nirkabel Bakal Kalahkan Pasar Laptop dan PC

By Adam Rizal, Selasa, 28 Januari 2020 | 11:30 WIB

Begini Cara Earphone iPhone Supaya Bisa

Perangkat audio pribadi seperti earphone dan headphone over ear, akan memiliki jumlah permintaan yang meningkat dalam tiga tahun ke depan.

Bahkan, pasar earphone nirkabel diprediksi bakal menjadi pasar terbesar kedua setelah smartphone.

Setidaknya begitulah menurut laporan lembaga riset pasar Canalys yang dirilis pada Januari 2020 ini. Berdasarkan laporan Canalys, bakal ada 3 miliar perangkat pintar (smart device) yang akan dikirimkan secara global hingga 2023 mendatang.

Jumlah itu naik dibandingkan pada tahun 2019 yang hanya mencapai 2,4 miliar. Dari jumlah tersebut, separuhnya atau 1,5 miliar, merupakan perangkat smartphone.

Earphone nirkable seperti true wireless stereo (TWS) hingga headphone over-ear, menjadi perangkat terbesar kedua sebanyak 726 juta unit.

Untuk 2020 sendiri, Canalys memperkirakan pengiriman produk audio pribadi ini akan mencapai 490 juta unit, hal ini diharapkan menunjukkan pertumbuhan 32,1 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Review Samsung Galaxy Note10+: Bikin Tambah Asyik untuk Bekerja

Apabila ingin mengetahui pertumbuhannya secara tahunan, Anda dapat melihatnya melalui gambar di bawah ini.

Sumbu horizontal dalam gambar menunjukkan perbandingan pertumbuhan 2019 hingga 2020, sementara sumbu vertikal menunjukkan pertumbuhan perangkat jangka panjang dari 2018 hingga 2023.

Setelah earphone nirkabel, kategori dengan pertumbuhan tercepat kedua adalah smart speaker dan gadget yang berukuran besar, seperti laptop dan PC.

Kategori ini diprediksi akan memiliki pertumbuhan pengiriman 21,7 persen dengan jumlah 194 juta unit tahun ini.

Pada 2023, Canalys juga memprediksi gadget smart speaker akan sepopuler gelang pintar atau smartband. Bisnis AirPod dan Apple Watch diperkirakan juga bakal melampaui pendapatan Mac dan iPad di akhir tahun ini.

Baca Juga: WhatsApp CEO Amazon Jeff Bezos Diretas, Facebook Malah Salahkan Apple