FiberStar meyakini ketersediaan infrastruktur broadband di pelosok nusantara secara merata dipercaya menjadi kunci utama untuk menopang perkembangan usaha yang berkelanjutan dan mendorong literasi digital di masyarakat. Kontribusi nyata FiberStar di industri telekomunikasi ini dapat dilihat dengan semakin terjangkaunya paket broadband yang tersedia di berbagai wilayah infrastruktur optik mulai dari Sumatera hingga ke Sulawesi. Menutup tahun 2019 yang lalu, pencapaian FiberStar dari sisi cakupan jaringan telah hadir di 103 Kota, 17 Provinsi dan hampir mencapai 4300 Kelurahan di Indonesia. Pencapaian lainnya yaitu peningkatan jumlah bentang kabel (cable length)sebesar 38% disertai peningkatan jumlah Home Passed sebesar 68% dibandingkan periode tahun sebelumnya. “Di era industri 4.0 ini kami terus melakukan efisiensi pembangunan jaringan fiber optik yang mengadopsi konsep net netralitas, pertama di Indonesia. Jaringan yang dimiliki FiberStar juga sudah siap menyongsong era 5G di dunia industri tanah air”, ujar Thomas Dragono, Direktur FiberStar. Tidak sampai disitu, pihak FiberStar mengatakan akan terus memperluas jaringan di seluruh Indonesia sekaligus mendukung kesiapan semua pelaku industri, dunia usaha, organisasi dan lembaga, dalam memasuki era Indutri 4.0 yang sarat dengan penggunaan teknologi informasi dan digitalisasi IoT (internet of thing). “Smart Working adalah salah satu pilar kultur perusahaan, dimana implementasi IT dan solusi digital merupakan aspek fundamental yang perlu terus diperkuat. Karena itu, FiberStar juga terus berupaya untuk dapat berinovasi baik dari solusi layanan demi mendukung percepatan adopsi TIK di seluruh pelosok Indonesia”, tambah Thomas.