Tak hanya di Amerika Serikat, seorang penumpang Uber di London, Myeonghoon Han juga mengalami tindakan diskriminasi. Saat pengemudi tiba di lokasi penjemputan, pengemudi langsung melambaikan tangan yang menunjukkan bahwa ia tak mau Han masuk ke mobilnya.
Han dan teman-temannya yang berasal dari Korea kemudian mengaku bahwa mereka bukanlah orang China. Han mengatakan sikap pengemudi kemudian berubah drastis, pengemudi kemudian mau mengantarkan mereka ke tempat tujuan.
Salah satu anggota grup Facebook dengan anggota lebih dari 12 ribu pengemudi Lyft dan Uber mencatat bahwa setidaknya 5 postingan per hari yang membahas soal virus. Anggota grup yang berbagi tangkapan layar dengan CNBC, mengatakan bahwa banyak pengemudi yang tidak ingin mengambil penumpang keturunan Asia.
CNBC kemudian menemukan lusinan cuitan di Twitter yang membahas bahwa mereka tidak ingin satu mobil dengan orang yang memiliki perawakan orang Asia.
Tanggapan Lyft dan Uber
Juru bicara Lyft, Dana Davis mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setiap tuduhan diskriminasi diperlakukan dengan sangat serius.
Davis menambahkan bahwa Lyft memantau pemberitaan tentang wabah global virus corona secara cermat, dan mengikuti petunjuk dari para pakar kesehatan masyarakat internasional dan domestik.
"Prioritas kami adalah untuk menjaga pengendara, pengemudi dan karyawan kami aman, dengan gangguan sesedikit mungkin. Kami akan terus mengevaluasi situasi saat terungkap, dan mendasarkan kebijakan dan rekomendasi kami pada panduan resmi," ujar Davis.
Di sisi lain, Uber merujuk pada pedoman yang harus diikuti oleh pengemudi. Pedoman meminta pengemudi untuk mendorong interaksi positif dengan penumpang. (jnp/mik)