Find Us On Social Media :

Di Tengah Wabah Corona, Harga Saham Penyedia Video Chat Melonjak

By Liana Threestayanti, Rabu, 12 Februari 2020 | 15:45 WIB

Ilustrasi virus Corona

Di tengah wabah corona, harga saham perusahaan penyedia aplikasi video chat, Zoom, justru naik signifikan.

Saat pemerintah China harus bergulat dengan wabah corona dan mencari obatnya, beberapa perusahaan penyedia layanan komunikasi dan kolaborasi justru meraih kesempatan. Salah satunya adalah Zoom.

Semua sektor di China nyaris lumpuh. Perusahaan-perusahaan manufaktur menutup kantor, gerai, dan pabriknya di seluruh pelosok Tiongkok. Para karyawannya pun dilarang melakukan perjalanan dari atau ke negeri tirai bambu ini.

Namun perusahaan yang memiliki kantor perwakilan atau cabang di China tentu tak bisa tinggal diam. Google, misalnya, meminta para karyawannya untuk bekerja dari rumah atau memperpanjang jatah liburan Tahun Baru China. Sementara perusahaan, seperti Goldman Sachs, HSBC, and Standard Chartered, Procter & Gamble, mengijinkan karyawannya yang baru kembali dari China untuk bekerja jarak jauh.

Dengan skenario-skenario seperti ini, GlobalData memperkirakan akan terjadi peningkatan eksponensial pada jumlah video call maupun panggilan telpon biasa. Kantor-kantor yang tetap beroperasi dengan remote working tentu harus menjadwalkanpertemuan dengan klien atau rapat internal via aplikasi maupun platform kolaborasi.

Sunil Kumar Verma, Lead ICT Analyst GlobalData, mengatakan: “Wabah virus corona di China membukakan satu peluang bagi para vendor  yang memiliki layanan komunikasi dan kolaborasi karena organisasi perlu berkolaborasi dan tetap produktif.”

GlobalData memperkirakan pengeluaran perusahaan di China untuk layanan komunikasi dan kolaborasi mencapai sekitar US$40.8 miliar pada tahun 2020. Dari angka tersebut, 91% di antaranya dialokasikan untuk membeli 'services'. Sedangkan pengeluaran untuk software/aplikasi diprediksi mencapai 8%.  

“Keseluruhan data traffic di jaringan telekomunikasi juga akan meningkat eksponensial, karena perusahaan akan harus berinteraksi secara virtual dengan mitranya yang ada di kawasan-kawasan terinfeksi [virus corona]. Sebagian besar akan berdiskusi melalui aplikasi video chat, seperti WeChat, Skype, dan Zoom," jelas Sunil. 

GlobalData melaporkan peningkatan signifikan  harga saham Zoom di awal Februari ini. Hal itu terjadi seiring makin banyaknya perusahaan yang mengurangi perjalanan bisnis dan beralih ke layanan online untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan mitra bisnis maupun karyawannya. 

Penyedia platform/software kolaborasi lainnya  yang diperkirakan GlobalData akan meraih peluang adalah LogMeIn, Fuze, WebEx, join.me dan ‘Whereby’.

Tak ketinggalan para vendor China juga akan ambil bagian, seperti Tencent dengan layanan video conferencing berbasis cloud Tencent Meeting (selain WeChat tentunya), AliBaba yang mengoperasikan DingTalk, dan Huawei dengan WeLink.

“Dengan bertambahnya jumlah karyawan yang ingin tetap terkoneksi dan tool kolaborasi banyak tersedia, kolaborasi di lingkungan enterprise adalah hal yang esensial. Apalagi tool kolaborasi yang ada saat ini sudah mendukung fitur deployment berbasis cloud, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan [kolaborasi] secara cepat saat dibutuhkan. Meski ada tantangan wabah ini, situasi saat ini juga menghadirkan skenario mutual benefit bagi vendor dan klien dalam use case yang nyata, sampai wabah virus corona ini dapat ditangani," pungkas Sunil Kumar Verma.