Komisi Kesehatan Nasional China meluncurkan aplikasi Close Contact Detector yang memungkinkan orang mengetahui apakah mereka berisiko terkena virus corona.
Aplikasi itu akan memberitahu pengguna jika mereka berada di dekat seseorang yang telah dikonfirmasi atau diduga tertular virus corona. Untuk melakukan penyelidikan, pengguna dapat memindai QR code pada ponsel mereka.
Setelah aplikasi baru terdaftar dengan nomor telepon, pengguna diminta untuk memasukkan nama dan nomor ID mereka. Setiap nomor telepon yang terdaftar kemudian dapat digunakan untuk memeriksa status hingga tiga nomor ID.
Aplikasi ini dikembangkan bersama oleh pemerintah China dan China Electronics Technology Group Corporation dan didukung oleh data dari otoritas kesehatan dan transportasi.
"Di China, dan di seluruh Asia, data tidak dilihat sebagai sesuatu yang harus dikunci, itu adalah sesuatu yang dapat digunakan. Asalkan dilakukan secara transparan cara, dengan persetujuan di mana diperlukan," ujar Carolyn Bigg, pengacara teknologi dari perusahaan DLA Piper.
"Dari perspektif China, ini adalah layanan yang sangat berguna bagi orang-orang. Ini adalah alat yang sangat kuat yang benar-benar menunjukkan kekuatan data yang digunakan untuk kebaikan," tambahnya seperti dikutip Engadget.
Komisi mencontohkan cara kerja aplikasi tersebut dalam penerbangan, misalnya, penumpang di baris yang sama, dan tiga baris di depan dan tiga di belakang, sebagai orang yang terinfeksi dianggap berada dalam "kontak dekat".
Seperti diketahui, peluncuran aplikasi ini dilakukan karena virus corona telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menginfeksi lebih dari 42 ribu orang di seluruh dunia.
Penggunaan Drone
Sementara itu, upaya pencegahan penyebaran virus corona juga dilakukan China dengan menggunakan teknologi canggih lainnya. Seperti, drone pintar yang diterbangkan di kota-kota yang terinfeksi corona.
Drone tersebut akan mengeluarkan perintah medis kepada warga yang kedapatan ditemui keluar dari rumah. Dari drone tersebut warga juga diperintahkan untuk kembali ke rumah dan tidak boleh berjalan tanpa menggunakan masker.
Upaya penggunaan teknologi itupun dinilai efektif, sebab pejabat China yang memantau sejumlah lokasi terjangkit virus akan menangkap pelanggar jam malam melalui kemera pengenal wajah yang ada di dalam drone tersebut.