Dari 1.300 startup yang mendaftar di ajang Zurich Innovation Championship (ZIC) 2020, beberapa di antaranya berasal dari Indonesia. Siapa saja sih?
Ada 27 pendaftar yang inovasinya ditujukan untuk Indonesia, dan empat di antaranya adalah startup yang berasal dari Indonesia. Startup tersebut antara lain adalah AtmaGo, Medi-call, Riliv, dan Bindcover.
Medi-call adalah sebuah startup yang berdiri sejak 2017, di situsnya mereka menyebut diri sebagai 'aplikasi penyedia layanan kesehatan yang memudahkan pengguna untuk panggil / request tenaga medis (dokter, perawat, bidan dan fisioterapis) ke lokasi'.
Sebagai visinya, startup yang mengklaim sudah hadir di 20 kota di Indonesia ini berencana untuk 'menghubungkan Penyedia Layanan Kesehatan dengan pasien berazaskan atas pelayanan paripurna, holistik, komprehensif, real-time dan menjadi yang terdepan di Asia Tenggara pada tahun 2021'.
Sementara Riliv adalah startup yang menyediakan jasa konseling secara online lewat aplikasi terhadap penggunanya. Startup yang berdiri sejak 2015 ini menghubungkan penggunanya dengan psikolog secara online.
Bindcover adalah startup yang umurnya paling muda dibanding kedua pesaingnya itu. Startup yang berdiri sejak 2018 ini adalah platform business to business (B2B) yang dibuat untuk perusahaan broker, asuransi untuk proses identifikasi dan seleksi risiko atau underwriting.
Tiga startup tersebut mempunyai fokus yang sepertinya memang sejalan dengan bisnis Zurich yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi. Meski begitu pihak Zurich menyebut mereka tak membatasi fokus dari startup yang mengikuti kompetisi ZIC 2020 ini.
"Kami tak mengkhususkan industri tertentu untuk para startup ini, yang penting inovasi mereka bisa melindungi generasi yang akan datang. Hal itu karena kami adalah perusahaan asuransi, yang tujuannya untuk memberi perlindungan," ujar Hassan Karim, Zurich Underwriting, di Jakarta, Selasa (18/2/2020).
ZIC adalah kompetisi global bagi startup untuk beradu inovasi demi memenangkan kesempatan mengembangan inovasi tersebut bersama Zurich, sebuah perusahaan asuransi berskala internasional.
Chris Bendl (Country Manager Zurich Indonesia) mengatakan Zurich berada di posisi yang tepat untuk bergabung dengan startup yang gesit, inovatif, dan mendukung ide-ide yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
"Kami mengembangkan alat untuk beradaptasi dan memprediksi perubahan kebutuhan pelanggan kami. Dengan melibatkan startup, kami dapat membangun masyarakat yang lebih baik dan meningkatkan ketahanan terhadap risiko bagi individu dan bisnis," katanya.
Fadjar Hutomo, Deputi Industri dan Investasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif turut menghadiri putaran kompetisi tingkat negara. Pada putaran ini, 6 finalis mempresentasikan inovasi mereka kepada dewan juri yang terdiri dari Hassan Karim, Zurich Underwriting; David Fike, Regional Head of Strategy, Zurich Asia Pacific; Ashvin Uttamsingh, Chief Operating Officer, Zurich Topas Life; Hengky Prihatna, Executive Director of Northstar Group; dan Wayah Wiroto, Managing Director, Endeavor Indonesia.
“ZIC menyediakan platform untuk wirausahawan dan startup dengan solusi-solusi terkini untuk masalah-masalah yang kita hadapi. Kami ingin mendorong batas transformasi untuk melayani pelanggan dan komunitas dengan lebih baik. Bersama kita dapat menjadikan dampak kemajuan teknologi dan pertumbuhan populasi menjadi peluang besar untuk memberi manfaat bagi Indonesia dan negara lainnya,” tambah Hassan Karim, Zurich Underwriting.
ZIC mempertegas komitmen Grup Asuransi Zurich untuk berinovasi tanpa batas. Dalam kompetisi ini, Zurich memberikan startup kesempatan untuk mengembangkan basis pengguna layanan mereka pada skala komersial dan dengan pengalaman Zurich di industri asuransi selama hampir 150 tahun.