Find Us On Social Media :

Bill Gates Prediksi Wabah Virus Corona Bisa Berdampak Meluas

By Adam Rizal, Jumat, 21 Februari 2020 | 16:30 WIB

Bill Gates

Pendiri Microsoft Bill Gates mengaku khawatir dengan dampak yang diakibatkan oleh mewabahnya virus corona ke berbagai negara di dunia.

Ia juga menilai bahwa dampak virus tersebut akan sangat dramatis apabila menyebar ke wilayah yang fasilitas medisnya kurang memadai seperti seperti daerah sub-Sahara di Afrika dan Asia Selatan.

"Penyakit ini, apabila sampai ke Afrika, akan lebih dramatis dibandingkan China, tapi saya tak meremehkan apa yang sedang terjadi di China," ujar Gates saat menyampaikan presentasi di American Association for the Advancement of Science, Seattle, AS.

"Apakah (wabah virus corona) akan sampai ke Afrika atau tidak? Kalau iya, apakah sistem medisnya akan kewalahan?" lanjut Gates.

Dalam waktu berdekatan dengan presentasi Gates, wabah virus corona ternyata telah mulai menjangkau Afrika. Mesir melaporkan kasus infeksi pertama yang terjadi di benua tersebut.

Bill Gates bukan cuma bicara. Pria berkacamata yang turut dikenal sebagai dermawan ini mendonasikan dana sebesar 100 juta dollar AS (Rp 1,3 triliun) lewat Yayasan Bill & Melinda Gate untuk memerangi penyebaran virus corona.

Penyerahan donasi tersebut pertama kali diberikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa otoritas kesehatan masyarakat di China sebesar 20 juta dollar AS (Rp 274 miliar).

Alokasi sebesar 20 juta dollar AS (Rp 274 miliar) juga diberikan untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan di wilayah Asia Selatan dan Afrika yang populasinya rentan terkena wabah, sebagaimana dihimpun Business Insider.

Jumlah yang paling besar, 60 juta dollar AS (Rp 822 miliar), disumbangkan untuk mendanai keperluan diagnosa, penanganan pasien, dan pengembangan vaksin oleh berbagai pihak, seperti Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

Dalam perkembangan terbaru pekan ini, infeksi virus corona tercatat sudah mencapai lebih dari 74.000 kasus, sebagian besar di China.

Virus yang bernama resmi Covid-19 tersebut telah menyebabkan kematian lebih dari 2.000 orang. Tapi jumlah penderita yang sembuh lebih banyak, yakni sekitar 14.000 orang.