Saat ini banyak vendor berbondong-bondong mulai mengeluarkan ponsel yang mendukung jaringan 5G tahun ini.
Firma riset pasar Strategy Analytics pun memperkirakan bahwa pengiriman ponsel 5G akan mengalami pertumbuhan pesar secara global tahun ini.
Direktur Strategy Analytics Ken Hyers mengatakan, jumlah pengiriman ponsel 5G bakal meningkat hingga sepuluh kali lipat, yakni dari 19 juta unit pada 2019 menjadi 199 juta unit pada 2020.
"Kami memperkirakan penetrasi 5G akan meningkat dari semua ponsel pintar yang hanya mencapai satu persen dikirim secara global pada tahun 2019, menjadi 15 persen pada tahun 2020,” tuturnya melalui siaran resminya, Senin (2/3).
Firma riset itu memprediksi, terdapat lima negara yang diperkirakan akan menjadi pembeli ponsel 5G tahun terbanyak ini, yakni China, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Jerman.
Sedangkan pasar di India dan Indonesia diprediksi baru akan mengalami peningkatan ponsel 5G di tahun depan ataupun dua tahun kemudian. Pasalnya dua pasar penting ini kemungkinan besar bakal tertinggal dalam tingkat adopsi jaringan 5G. Neil Mawston, Direktur Eksekutif Strategy Analytics, menjelaskan bahwa angka permintaan ponsel 5G akan terhambat oleh wabah virus corona (Covid-19) yang sedang berlangsung, bersamaan dengan perlambatan ekonomi global.
Namun, pengiriman ponsel 5G diperkirakan bangkit kembali pada paruh kedua 2020 jika penyebaran virus corona dapat dikendalikan.
"Wabah Covid-19 saat ini membatasi produksi smartphone di Asia, mengganggu rantai pasokan, dan menghalangi konsumen mengunjungi toko ritel untuk membeli perangkat 5G baru di beberapa bagian China," ujar Neil.