Find Us On Social Media :

Songsong Ekonomi Digital, ASEAN Butuh Pemerataan Ekosistem 5G

By Liana Threestayanti, Senin, 2 Maret 2020 | 18:30 WIB

Dengan potensi ekonomi digital yang diprediksi akan mencapai lebih dari US$300 miliar pada tahun 2025, pembangunan ekosistem 5G untuk transformasi digital di kawasan ASEAN diharapkan merata.

Hal itu disampaikan oleh Dr. Aladdin D. Rillo, Wakil Sekjen untuk ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN, di sela-sela kunjungannya ke Huawei Cyber Security Transparency di Brussels, Belgia.

“Untuk itu, kami memiliki komitmen tinggi untuk memastikan pemain-pemain industri terkemuka, seperti Huawei, terlibat dan berperan dalam mewujudkan harapan ini. Keterlibatan para pemain industri dari sektor swasta ini sangat penting karena mereka memiliki kompetensi dalam pembangunan infrastruktur yang tepat, serta dalam pengembangan ekosistem,” ujar Dr. Aladdin D. Rillo.

Dr. Rillo mengatakan bahwa digitalisasi saat ini menjadi fokus bagi ASEAN. “Untuk itu, kami perlu memiliki infrastuktur yang tepat,” imbuhnya. Di bawah kepemimpinan Vietnam, fokus ASEAN tahun ini adalah mengembangkan jaringan 5G yang akan menjadi fondasi penting bagi transformasi digital dan pasar yang terintegrasi di kawasan Asia Tenggara.

Menyongsong hadirnya dunia digital yang cerdas yang diprediksi akan terealisasi pada 2030, Masyarakat Ekonomi ASEAN menyatakan keseriusannya untuk mendorong setiap negara di kawasan tersebut untuk mengakselerasi transformasi digital di berbagai sektor, serta membangun kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan guna meningkatkan kompetensi di percaturan global.

“Ekonomi digital ASEAN telah melambung ke angka 100 miliar dolar AS untuk kali pertama pada tahun 2019 dan diharapkan akan tumbuh melampaui 300 miliar dolar AS pada tahun 2025. Bagi pemerintahan, bisnis, dan masyarakat, transformasi digital bukan lagi hanya sebuah pilihan, namun sebuah keniscayaan untuk pemberdayaan ekonomi dan bisnis,” tambahnya.

Saat ini, ASEAN mengalami pertumbuhan Internet, digital, media sosial, dan aktivitas mobile yang sangat pesat. Tingkat penetrasi Internet di ASEAN mencapai 65%. Artinya, terdapat lebih dari 400 juta pengguna Internet di kawasan ini. Penetrasi Internet di hampir semua segmen dan negara yang tumbuh hingga dua digit dan mendorong boomingnya sektor digital. Implementasi cybersecurity pada saat ini menjadi sangat penting karena penetrasi internet di kawasan ini tengah mengalami tingkat pertumbuhan tertinggi. Pertumbuhan tersebut bahkan diyakini akan terus terjadi.

“Untuk itu, kami terus mendorong menguatnya kerja sama antar negara di ASEAN, dan membutuhkan dukungan dari pemain-pemain swasta yang terbukti mampu menghadirkan teknologi andal dan terdepan, seperti Huawei, terutama dalam membangun ekosistem yang ramah inovasi, serta untuk menjawab isu-isu terkait Big Data, privasi data, dan keamanan siber,” ujar Dr. Rillo.

Menurut Dr. Rillo, keamanan siber berperan sangat penting dalam transformasi digital di ASEAN, khususnya dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi digital kawasan yang berbasis 5G, AI, dan IoT.

“Kami sangat terkesan setelah melihat mekanisme yang dilakukan Huawei dalam pengelolaan keamanan siber yang kami saksikan, serta menyimak penjelasan-penjelasan dari pihak Huawei selama berada di Huawei Cyber Security Transparency Centre. Ini makin meyakinkan kami akan pentingnya keamanan siber untuk mengoptimalkan proteksi dan keamanan di era Revolusi Industri 4.0 yang berlangsung di ASEAN,” kata Dr. Rillo.