Find Us On Social Media :

Teknologi AI Alibaba Mampu Deteksi Virus Corona dengan Akurat

By Adam Rizal, Rabu, 4 Maret 2020 | 15:30 WIB

Alibaba Cloud mencatat kenaikan pendapatan signifikan di kuartal empat 2019

Saat ini virus corona menjadi musuh bersama setiap negara, menyusul korban tewas akibat virus itu mencapai 3 ribu orang. Korban terbesar berasal dari China, tepatnya Wuhan yang menjadi pusat penyebaran virus corona.

Tiongkok dan segenap perusahaan di negara tersebut 'berperang' bersama meredam wabah virus Korona atau Covid-19.

Perusahaan teknologi konglomerat Alibaba Group yang milik Jack Ma diklaim bisa mendeteksi virus tersebut.

Alibaba memiliki teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) yang bisa mendeteksi virus corona dengan tingkat akurasi 96 persen. Proses deteksi itu membutuhkan waktu hanya 20 detik.

Dikutip dari Nikkei Asia Review, media lokal bernama Sina Tech News menyebut teknologi AI ini melakuakn tomography scan atau pemindaian serupa dengan CT scan. AI yang dikembangkan mempelajari data dari 5.000 sampel kasus virus ini.

Kemudian AI digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan setiap hasil CT scan dari organ paru-paru atau pernapasan setiap orang. AI diklaim bisa membedakan mana orang yang terpapar virus corona dan pneumonia.

Teknologi itu dipasang ke sebuah alat baru yang dikembangkan dari alat serupa di Rumah Sakit Xiaotangshan, Beijing.

Rumah sakit ini pernah menangani kasus SARS di tahun 2003. Teknologi terbaru tadi akan digunakan di Rumah Sakit Qiboshan kota Zhengzhou, Provinsi Henan.

Pihak Alibaba menyatakan bahwa teknologi mereka akan diadopsi oleh 100 rumah sakit di Provinsi Hubei, Guangdong, dan Anhui. Kemampuan AI ini disebut bisa memangkas waktu analisa yang dilakukan oleh dokter.

Waktu analisa hasil CT scan oleh dokter biasanya membutuhkan waktu 15 menit yang kadang membutuhkan 300 foto hasil CT scan. Sementara AI yang dikembangkan Alibaba hanya butuh 20 detik saja.

Perbedaan kecepatan ini dilihat sebagai bukan pertanda AI akan menggantikan peran dokter atau manusia. Hal ini justru bisa meringankan tugas dokter di Tiongkok dengan jumlah pasien virus corona yang angkanya sangat tinggi.