Find Us On Social Media :

Indonesia Positif Corona, Epson Indonesia Pastikan Stok Produk Aman

By Adam Rizal, Rabu, 11 Maret 2020 | 17:30 WIB

Epson Indonesia

Saat ini jumlah orang Indonesia yang positif terinfeksi virus corona sebanyak 27 orang. Bahkan, ada satu pasien positif corona dengan nomor 25 meninggal dunia. Perempuan berusia 53 tahun ini diketahui punya riwayat penyakit berat sejak masuk ke rumah sakit.

Tentunya, wabah virus corona itu juga berdampak kepada ekonomi Indonesia. Menteri Keuangan RI Sri Mulyani akui pesimis perekonomian Indonesia bisa tumbuh di atas 5 persen akibat wabah virus corona.

Tentunya, wabah virus corona itu juga berdampak kepada bisnis Epson Indonesia. Saat ini Epson Indonesia menyatakan virus Corona COVID-19 belum memberikan pengaruh yang besar kepada penjualan maupun produksi di Indonesia.

Namun, dampak itu baru terasa ketika enam bulan ke depan, menyusul perlambatan produksi dan daya beli masyarakat.

"Saat ini belum terasa tetapi dalam enam bulan ke depan kami memprediksi ada kelambatan dari produksi dan kami masih berhitung dengan kekuatang daya beli masyarakat pasca virus corona ini," kata Director Finance & Corporate Service PT Epson Indonesia, M Husni Nurdin saat Epson Media Gathering di Bandung, Jawa Barat.

Hebatnya, Epson tidak pernah mengandalkan satu tempat sebagai basis produksi perangkat dan suku cadangnya. Hal itu membuat Epson tidak ketergantungan dengan satu daerah saja. Saat ini Epson Indonesia memiliki dua pabrik produksi di Cikarang dan Batam dengan tingkat komponen lokal atau TKDN yang tinggi.

"Pelanggan tidak usah khawatir. Kami masih punya stok produk-produk Epson dalam beberapa bulan ke depan. Epson selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan di Indonesia," ujarnya.

Epson Indonesia juga telah mengantisipasi dengan menambah impor barang untuk menjaga stabilitas pasar. Tahun ini, Epson berhasil meraih pangsa pasar (market share) printer dengan lebih dari 50 persen, di mana penjualan kumulatif printer inkjet tangki tinta berkapasitas tinggi telah mencapai 40 juta unit di seluruh dunia.

"Kita syukuri, dengan produk nomor satu dan (market) share lebih dari 50 persen, kita tahun ini masih tumbuh 2 kali atau 2,5 kali dari GDP kita. GDP kita 5,03. Kalau gak ada arang melintang, ditutup growing kita 12,5 persen, yang tahun ini. Akan berakhir di Maret,” ujarnya.